Using syndromic measures of mortality to capture the dynamics of COVID-19 in Java, Indonesia, in the context of vaccination rollout
Seperti yang terjadi di Negara lain, mengukur penyebaran COVID-19 di Indonesia masih menjadi tantangan karena pengujian keterbatasan. Di Jawa, intervensi nonfarmasi (NPI) dilaksanakan sepanjang tahun 2020. Namun, seiring peluncuran program vaksinasi, kasus dan kematian meningkat di seluruh pulau. Sebuah studi dilakukan dengan menggunakan pemodelan untuk mengeksplorasi sejauh mana data pemakaman di Jakarta yang menggunakan protokol ketat COVID-19 memberikan wawasan tambahan tentang penularan penyakit, lintasan epidemi, dan dampak dari NPI. Hasilnya, data pemakaman COVID--19 di Jakarta menunjukkan jumlah pasien meninggal sekitar 3,3 kali lebih tinggi dari yang dilaporkan. Penularan perkiraan yang menggunakan data ini menunjukkan dampak NPI yang lebih awal, lebih besar, dan lebih berkelanjutan. Langkah - langkah untuk mengurangi penyebaran subnasional, terutama selama Ramadhan, secara substansial mengurangi penyebaran ke daerah pedesaan yang lebih rentan. Transmisi mencapai puncaknya pada awal 2021 di Jakarta jika tingkat kontrol saat ini dipertahankan.
Kesimpulannya, pengukuran sindrom kematian memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang tingkat keparahan COVID-19 dimana menjadi dasar pengambilan keputusan. Tingginya potensi dampak vaksin di Jawa disebabkan oleh pengurangan transmisi sampai saat ini dan tergantung pada sejauh mana mengurangan transmisi dipertahankan. Peningkatan kendali dalam jangka waktu yang relatif pendek kemungkinan besar akan menghasilkan peningkatan yang besar dan sinergis dalam dampak vaksin.