Challenges in Maintaining Medicine Quality While Aiming for UHC : A Qualitative Analysis from Indonesia
Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, hampir mencapai cakupan kesehatan universal (UHC). Kasus vaksin palsu yang dipublikasikan secara luas pada tahun 2016, ditambah dengan defisit keuangan yang signifikan dalam nasional sistem asuransi, telah berkontribusi pada kekhawatiran bahwa peningkatan UHC yang cepat dapat merusak kualitas obat. Sebuah studi dilakukan untuk menyelidiki faktor politik dan ekonomi yang mendorong produksi dan perdagangan obat-obatan berkualitas rendah di Indonesia. Peneliti meninjau publikasi akademik, peraturan pemerintah, dokumen instansi teknis dan laporan berita untuk mengembangkan kuesioner semi-terstruktur yang dilanjutkan dengan wawancara ke penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, regulator obat, produsen farmasi, pasien dan akademisi.
Hasilnya, peningkatan UHC telah memangkas pendapatan untuk dokter dan produsen farmasi. Sistem pengadaan publik pemenang tunggal yang tidak secara eksplisit mempertimbangkan kualitas telah memangkas harga yang harus dibayar obat-obatan secara tertutup. Kebijakan perdagangan, industri dan agama secara bersamaan meningkatkan biaya produksi, menekan margin keuntungan bagi produsen dan distributor. Faktor pasar, termasuk tekanan politik untuk mengurangi harga obat dan insentif penyedia layanan kesehatan, dapat mendorong pasar untuk obat-obatan di bawah standar dan dipalsukan. Untuk melindungi kemajuan menuju UHC, pembuat kebijakan harus mempertimbangkan dampak potensial pada kualitas obat ketika merumuskan aturan yang mengatur pembiayaan kesehatan, pengadaan, perpajakan dan industri. Artikel ini dipublikasikan pada BMC Global Health Pada 21 Oktober 2021.