Does the Implementation of National Health Insurance Program Result in Rationing Care Ischemic Stroke Management? Analysis of the Indonesian National Health Insurance Program
Terdapat 2,2 juta penderita stroke di Indonesia, dan stroke iskemik mewakili 87% dari seluruh stroke. Stroke iskemik merupakan salah satu penyakit yang ditanggung (INA-CBGs) dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, stroke menghabiskan 1% dari anggaran tahunan. Sebuah studi dilakukan untuk membandingkan luaran klinis dan pola pengobatan sebelum dan selama era JKN. Studi analitik cross-sectional terhadap rekam medis stroke iskemik yang dirawat di RS Hasan Sadikin pada 2013 dan 2015 sebagai perwakilan sebelum dan selama era JKN.
Hasilnya, terdapat 164 pasien stroke iskemik dirawat, 75 sebelum pelaksanaan program JKN dan 89 setelah pelaksanaan program JKN. Ada perbedaan yang bermakna antara pola pengobatan (agen neuroprotektor) dan luaran klinis (mortalitas) pasien stroke iskemik sebelum dan sesudah pelaksanaan JKN. Setelah pelaksanaan program JKN, angka kematian pasien stroke iskemik mengalami penurunan. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang terlibat dalam pengelolaan pelayanan pasien stroke merupakan upaya yang tidak kalah pentingnya. Dokter ahli saraf lebih tersebar di seluruh pulau di Indonesia. Pembaruan pengetahuan tentang protokol atau pedoman manajemen stroke adalah wajib melalui Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). Program ini telah meningkatkan outcome klinis terkait tujuan program JKN untuk memberikan perlindungan sosial dan kesejahteraan di bidang kesehatan dan hasil jaminan kesehatan nasional dalam penjatahan layanan perawatan stroke.