Body Mass Index as a Dominant Risk Factor for Metabolic Syndrome among Indonesian Adults
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara global. Sindrom metabolik mengacu pada sekelompok kondisi yang secara signifikan meningkatkan risiko beberapa PTM, khususnya penyakit kardiovaskular dan tipe 2 diabetes mellitus. Sebuah studi dilakukan untuk melacak perubahan risiko sindrom metabolik dewasa dalam kohort yang berbasis di Kabupaten Bogor. Studi kohort prospektif terbuka ini menganalisis data sekunder dari Riset Khusus - Studi Kohort Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI dari 2011 hingga 2018, dengan sampel sebanyak 1.376 peserta dewasa Indonesia.
Hasil penilaian sindrom metabolik, penilaian pola makan, aktivitas fisik, dan biomarker dianalisis setiap dua tahun berturut-turut. Risiko peserta kelebihan berat badan dan obesitas mengarah pada sindrom metabolik masing-masing adalah 2,4 dan 4,4 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang memiliki indeks massa tubuh normal. Partisipan yang melaporkan memiliki latihan fisik dengan intensitas kurang, beresiko memiliki sindrom metabolik 1,5 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang melaporkan memiliki kebiasaan latihan fisik lebih tinggi. Peran diet juga signifikan, dibuktikan dengan penurunan risiko sindrom metabolik sebesar 30% pada orang dengan asupan lemak di kuartil kedua dibandingkan dengan kuartil ke-1.