The Benefits and Burden of Health Financing in Indonesia
Indonesia telah berkomitmen untuk mewujudkan cakupan kesehatan universal pada 2024, salah satu caranya dengan reformasi sistem pembiayaan kesehatan. Sebuah studi dilakukan untuk mengevaluasi bagaimana manfaat dan beban kesehatan pembiayaan didistribusikan ke seluruh kelompok pendapatan dan sejauh mana Indonesia telah mencapai pemerataan pendanaan dan pemberian layanan kesehatan setelah reformasi pembiayaan. Analisa data dilakukan dengan analisis kejadian manfaat (BIA) dan analisis kejadian pembiayaan (FIA) dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.
Hasilnya, terdapat 31.864 peserta dalam survei ENHANCE pada 2018 dibandingkan dengan 31.215 pada 2019. Distribusi manfaat layanan kesehatan di sektor publik sedikit tidak proporsional; masyarakat berpendapatan rendah menerima proporsi manfaat layanan kesehatan yang lebih besar dibandingkan masyarakat berpendapatan tinggi. Insiden manfaat di sektor kesehatan swasta secara signifikan berpihak pada orang kaya pada 2018 dan 2019. Meskipun Indonesia mencapai kemajuan dalam memperluas cakupan layanan kesehatan, masih banyak yang belum tercapai dalam meningkatkan pemerataan pembiayaan. Meningkatkan kelengkapan manfaat akan mengurangi pengeluaran yang harus dikeluarkan dan mengalokasikan lebih banyak dana untuk layanan kesehatan primer akan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan dengan pendapatan rendah.