Health financing policies during the COVID-19 pandemic and implications for universal health care: a case study of 15 countries
Pandemi COVID-19 memerlukan mobilisasi sumber daya fiskal yang cepat untuk mendukung respons nasional. Sebuah studi memberikan gambaran dan contoh ilustratif mengenai kebijakan pembiayaan kesehatan yang diadopsi di 15 negara selama pandemi, mengembangkan kerangka kerja untuk pembiayaan kesehatan yang berketahanan, dan menggunakan pandemi untuk memberikan argumen mengenai upaya menuju cakupan kesehatan universal (UHC). Peneliti mengkaji respons kebijakan pembiayaan kesehatan nasional di 15 negara, yang merupakan negara-negara yang sengaja dipilih untuk mewakili seluruh wilayah WHO dan memiliki rentang tingkat pendapatan, skor indeks UHC, dan tipologi sistem kesehatan yang beragam.
Hasilnya, temuan pembiayaan kesehatan yang berketahanan untuk keadaan darurat kesehatan ditandai dengan dua fase utama: (1) penyerapan dan pemulihan, dimana sistem kesehatan diharuskan untuk menyerap guncangan awal dan guncangan yang diakibatkan oleh pandemi ini dan melakukan restabilisasi; dan (2) keberlanjutan, sistem kesehatan perlu memperluas dan mempertahankan ruang fiskal kesehatan untuk bergerak menuju UHC sembari membangun struktur pembiayaan kesehatan yang tangguh sehingga dapat mempersiapkan sistem kesehatan lebih baik untuk keadaan darurat kesehatan di masa depan. Akuntabilitas dan pemantauan diperlukan pada setiap tahap untuk memastikan efisiensi, pergerakan dan penggunaan dana yang akuntabel, yang dapat dicapai melalui tata kelola dan koordinasi yang kuat, teknologi informasi, dan keterlibatan masyarakat. Sistem kesehatan perlu memanfaatkan pandemi COVID-19 sebagai peluang membuat kebijakan pembiayaan kesehatan yang kuat dan perlunya komitmen politik terhadap mekanisme pembiayaan publik yang berfungsi mempersiapkan keadaan darurat di masa depan dan sebagai pendorong UHC.