Care Pathways of Individuals with Tuberculosis Before and During The COVID-19 Pandemic in Bandung, Indonesia
Pandemi COVID-19 diperkirakan telah menggagalkan kemajuan perjuangan selama bertahun-tahun melawan tuberkulosis. Misalnya, di Indonesia, negara dengan beban TB tinggi, kasus notifikasi TB menurun sebesar 14% dan cakupan pengobatan menurun sebesar 47% selama COVID-19. Sebuah studi berupaya untuk memahami dampak COVID-19 pada deteksi kasus TBC dengan menggunakan dua metode survei cross-sectional yang dilakukan sebelum (2018) dan setelah terjadinya pandemi (2021).
Hasil studi ini menemukan beberapa jalur pencarian layanan yang memburuk. Median penundaan pasien meningkat dari 28 hari menjadi 32 hari dan jumlah median pertemuan meningkat dari 5 menjadi 7, namun keterlambatan dokter dan pengobatan relatif tidak berubah. Individu yang bekerja mengalami penundaan yang lebih singkat dibandingkan dengan individu yang menganggur, sedangkan individu yang konsultasi awalnya di rumah sakit swasta mengalami lebih sedikit pertemuan dibandingkan dengan mereka yang mengunjungi penyedia layanan publik, penyedia layanan kesehatan primer swasta, dan penyedia informal. Pasien yang mengunjungi penyedia layanan kesehatan >6 kali mengalami total penundaan yang lebih lama dibandingkan dengan pasien yang kurang dari 6 kali kunjungan. Temuan ini menunjukkan perlunya meningkatkan program kesadaran untuk mengurangi keterlambatan pasien dan memperkuat pasokan swasta keterlibatan di negara ini, khususnya di sektor perawatan primer.