Part 1
Merayakan Hari Kesehatan Dunia
Margaret Chan, Director General WHO, melalui video konferens menyampaikan ucapan selamat untuk WFPHA atas pencapaiannya selama lebih dari 50 tahun di World Health Day 2017. Apa saja pencapaian kita? Saat ini angka kematian akibat Malaria di Afrika telah menurun sampai 60%. Lebih dari 80 juta ODHA yang hidup dalam kemiskinan saat ini telah menerima ARV. Insidensi tuberculosis sudah jauh menurun dalam 3 dekade terakhir. Tapi tidak hanya itu, kita perlu juga merayakan pencapaian kita akan kolaborasi yang telah dilakukan oleh para ahli dan pemerhati kesehatan masyarakat.
Isu determinan sosial, politik, ataupun komersial kesehatan merupakan sesuatu yang tidak mungkin didiskusikan 15 tahun yang lalu, namun saat ini kita sudah berani mendiskusikannya. Ini adalah salah satu wujud kolaborasi yang telah terbentuk dengan baik. Saat ini kita sudah mempunyai banyak bukti ilmiah mengenai isu-isu tersebut, misalnya: bagaimana faktor sosial ekonomi berperan penting pada penurunan insidensi tuberculosis, menurunkan angka kematian ibu dan eradikasi polio. Visi ke depannya sangat penting bagi kita untuk mempertahankan dan meningkatkan kekuatan kita dengan melibatkan sektor-sektor lain di bidang kesehatan.
Rudiger Krech, Direktur Sistem dan Inovasi Kesehatan WHO melanjutkan dengan pentingnya menjaga keseimbangan antara aspek ‘teknis’ dan ‘politis’. “Kita perlu tetap memahami isu politik yang terjadi, sementara kita harus tetap kuat di aspek teknis yang sudah menjadi keahlian praktisi kesehatan masyarakat”, ujar Krech. Krech menutup dengan ekspektasi bahwa WFPHA tetap menjadi satu asosiasi yang mempengaruhi isu public health di ranah internasional dan tetap berkomitmen untuk membuat perbedaan dan perubahan.
Part 2
Young People Voices
Ada yang menarik dengan plennary di hari penutup ini. Tidak hanya menampilkan ahli-ahli kesehatan masyarakat senior, ahli-ahli muda dan siswa SMU pun diundang untuk menyampaikan visi mereka akan isu kesehatan.
Summer May Finlay, peneliti muda berdarah Indigenous, menggarisbawahi betapa minimnya kekuatan yang dimiliki oleh populasi Aboriginal dalam menentukan nasib mereka sendiri. “Nothing about us without being led but us”, seharusnya itu yang terjadi. Finlay memberi contoh pemerintah Western Australia yang memutuskan menutup lebih dari 200 komunitas Aborigin tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan masyarakat Aborigin tersebut. Penelitian nasional tentang Indigenous Health juga dipimpin dan dilaksanakan oleh peneliti non-Indigenous. “Seharusnya tidak satu pihak pun yang berbicara atas nama orang Indigenous. Saya berharap suara dari orang Indigenous dihargai dan diprioritaskan untuk masalah yang menyangkut hajat hidup mereka”, sambung Finlay. Albert Einstein berkata orang gila adalah yang melakukan berkali-kali hal yang sama tapi mengharapkan hasil yang berbeda, itulah yang terjadi di Australia. Finlay mengharapkan ke depannya non-Indigenous lagi tidak terlalu banyak mencampuri urusan Indigenous dan pentingnya memberikan kesempatan bagi kaum Indigenous untuk menemukan visi dan solusi-nya sendiri.
Nicola Hames dari Warwick High School menyampaikan keprihatinannya terhadap kesehatan jiwa remaja di seluruh dunia. Di Australia diperkirakan 30% remaja menghadapi masalah kejiwaan. Kita perlu penatalaksanaan kesehatan jiwa yang memberikan dukungan dan pertolongan tidak hanya di fasilitas kesehatan tapi juga untuk peer-to-peer.
Siswa lainnya, menyoroti bagaimana visi ke depan tentang kesehatan. Kesehatan tidak melulu mengenai pengobatan untuk menyembuhkan penyakit, tetapi juga untuk mencegah penyakit. Teknologi sangat berkembang saat ini dan perlu dimanfaatkan untuk kesehatan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu mendata jumlah anak yang ada dan mengintegrasikan data kesehatan dengan data sekolah.
Part 3
Laetitia Rispell dari Universitas Witwatersrand Afrika Selatan, Presiden WFPHA terpilih, menyampaikan ajakan bagi praktisi kesehatan masyarakat di dunia untuk membuat aksi nyata. Adanya globalisasi saat ini membuat satu manusia dengan manusia lainnya semakin terhubung. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa faktor sosial, politik, ekonomi dan lingkungan berdampak pada kesehatan masyarakat. Kesehatan individu hanya akan tercapai apabila ada kesinambungan sistem kesehatan negara masing-masing. Sistem kesehatan di satu negara akan berdampak pada kesehatan di negara lain.
Untuk itu, kami sebagai organisasi non-pemerintah yang mewakili pemerhati dan praktisi kesehatan masyarakat di dunia, menyatakan berkomitmen untuk meningkatkan status kesehatan untuk semuanya, dengan mengatasi inequity sebagai kontributor utama tidak tercapainya status kesehatan terutama pada anak, perempuan, indigenous, masyarakat miskin dan rentan. Apa yang akan kami lakukan berlandaskan pada Declaration of Alma-Ata 1978, The Ottawa Charter on Health Promotion 1986, the Rio Political Declaration on Social Determinants of Health in 2011, the United Nations Sustainable Development Goals 2016, the Shanghai Declaration on Promoting Health in the 2030 Agenda for Sustainable Development 2016, serta deklarasi dari World Congress on Public Health di tahun-tahun yang lalu. Kami akan melaksanakan komitmen kami dengan berbagai cara kepada berbagai pemangku kepentingan: pemerintah, industri, sektor swasta, akademisi, serta masyarakat untuk mendorong upaya promosi kesehatan dan pencegahan. Kami akan menggagas dan memanfaatkan berbagai inovasi mulai dari inovasi sosial sampai teknologi untuk mendukung pemerintah serta memberdayakan masyarakat menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki dalam rangka mendorong tercapainya equity dan social inclusion.
Kami berharap apa yang kami deklarasikan ini dapat diterapkan juga oleh seluruh lapisan pemerintahan mulai dari pemerintah lokal, nasional dan internasional, masyarakat termasuk organisasi masyarakat sipil, akademisi, serta perusahaan dan sektor swasta. Kami ingin seluruh pihak tadi bahu-membahu mewujudkan regulasi, legislasi dan skema pajak yang kuat bagi produk-produk yang membahayakan kesehatan, menerapkan kebijakan fiskal yang mendukung pembiayaan kesehatan, menentang kesepakatan-kesepakatan internasional yang tidak mendukung equity, mendukung perjanjian internasional yang mengurangi risiko kesehatan misalnya Framework Convention on Tobacco Control, serta meningkatkan dukungan biaya untuk sistem kesehatan yang berkesinambungan dan universal health coverage.
Sebagai asosiasi praktisi kesehatan masyarakat, kami berkomitmen dan mengajak seluruh praktisi kesehatan masyarakat untuk mendorong upaya proteksi, promosi kesehatan serta upaya preventif melalui: mempraktikkan good governance, meningkatkan kapasitas petugas kesehatan, melaksanakan advokasi yang lebih efektif, serta mengupayakan pengumpulan dan diseminasi bukti-bukti ilmiah terkait kesehatan masyarakat.
Dokumen Demand for Action dapat diunduh pada link berikut:
http://wcph2017.com/d/WCPH2017-Melbourne-Demand-for-Action.pdf