24 Jan2023
Posted in review publikasi
Indonesia berada di tengah transisi epidemiologi yang cepat dengan populasi menua dan peningkatan paparan faktor risiko untuk kondisi kronis. Sebuah studi mengkaji dampak relatif dari obesitas, konsumsi tembakau, dan aktivitas fisik, pada penyakit tidak menular multimorbiditas, penggunaan layanan kesehatan, pengeluaran kesehatan katastropik (CHE), dan hilangnya produktivitas tenaga kerja di Indonesia. Analisis sekunder dilakukan terhadap data cross-sectional dari orang dewasa berusia ≥40 tahun (n=12.081) di Survei Kehidupan Keluarga Indonesia 2014/2015.
Hasilnya, kondisi obesitas, kelebihan berat badan dan mantan pengguna tembakau dikaitkan dengan jumlah kondisi kronis dan multimorbiditas yang lebih tinggi. Menjadi mantan pengguna tembakau berkontribusi pada jumlah rawat jalan yang lebih tinggi dan kunjungan rawat inap serta insiden CHE dan absensi kerja. Ketidakaktifan fisik relatif meningkatkan jumlah kunjungan rawat jalan dan ketidakhadiran kerja. Meskipun kurus, kondisi ini dikaitkan dengan peningkatan pemanfaatan rawat jalan. kelebihan berat badan secara negatif terkait dengan insiden pengeluaran kesehatan katastropik (CHE). Dikombinasikan bersama, obesitas, kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, & penggunaan tembakau berkontribusi pada peningkatan jumlah PTM serta biaya medis dan hilangnya produktivitas di Indonesia. Intervensi yang berpusat menangani faktor risiko fisik & perilaku cenderung memiliki manfaat besar bagi individu dan masyarakat luas Indonesia.
selengkapnya