13 Feb2024
Posted in review publikasi
Pada 2 Februari 2024, WHO melakukan publikasi terbaru mengenai manajemen klinis penanganan difteri, khususnya pada penggunaan antibiotik dan antitioxin sebagai penanggulangan difteri. Pada pedoman ini, tidak dibahas mengenai pemberian vaksin sebagai tatalaksana pencegahan. Rekomendasi terbaru antara lain : (1) Pada pasien suspek atau konfirmasi difteri, WHO merekomendasikan penggunaan antibiotik makrolida (azitromisin, eritromisin) dalam pengobatan preferensi terhadap antibiotik penisilin [Rekomendasi kuat, bukti kepastian rendah]; (2) Pada pasien suspek atau konfirmasi difteri, WHO merekomendasikan untuk tidak melakukan tes sensitivitas rutin sebelumnya pemberian antitoksin difteri (DAT) [Rekomendasi kuat, bukti kepastian sedang].
Pada pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi menderita difteri bergejala, WHO menyarankan peningkatan regimen dosis untuk antitoksin (DAT) difteri yang didasarkan pada tingkat keparahan penyakit dan waktu sejak timbulnya gejala, dibandingkan dengan dosis tetap untuk semua pasien [rekomendasi bersyarat, bukti kepastian sangat rendah].
selengkapnya