16 Apr2024
Posted in review publikasi
Sebuah studi dilakukan untuk menilai rata-rata asupan harian pada 10 kelompok makanan, menganalisis faktor sosiodemografi yang terkait dengan konsumsi makanan, dan menentukan hubungan antara konsumsi makanan/asupan makanan dan prevalensi tingkat obesitas, diabetes tipe 2, dan hipertensi di Jakarta, Indonesia. Sebanyak 600 peserta berusia 20-85 tahun dilibatkan dalam penelitian cross sectional ini. Konsumsi makanan dan kebiasaan makan dinilai menggunakan frekuensi makanan.
Hasilnya, rata-rata asupan sayur dan buah lebih rendah, sedangkan konsumsi gula dan garam lebih tinggi dari yang direkomendasikan oleh pedoman gizi nasional Indonesia. Tinggi asupan makanan ultra-olahan (UPF) dikaitkan dengan usia muda, laki-laki, status “lajang”, tingkat pendidikan yang tinggi, dan pekerjaan dengan pendapatan bulanan yang tinggi. Obesitas dan hipertensi berkorelasi positif dengan tingginya asupan sereal dan umbi-umbian, UPF, gula, lemak, dan minyak. Hubungan terbalik ditemukan antara konsumsi kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan dan risiko obesitas. Korelasi terbalik juga diamati antara sayuran konsumsi dan risiko hipertensi. Tidak memanjakan diri dengan kebiasaan ngemil larut malam dan menahan diri untuk tidak mengonsumsi lebih dari satu hidangan setiap kali makan juga berhubungan negatif terhadap prevalensi obesitas, diabetes tipe 2, dan hipertensi. Makanan tinggi lemak, gula, dan natrium sangat terkait dengan risiko tersebut obesitas, diabetes tipe 2, dan hipertensi. Selain itu, kebiasaan makan yang buruk juga dikaitkan dengan perkembangan penyakit.
selengkapnya