19 Jul2022
Posted in review publikasi
Sebuah studi dilakukan dengan menilai individu, tingkat komunitas dan faktor kesehatan yang terkait dengan kematian akibat COVID-19 di kota besar Jakarta, Indonesia, selama dua gelombang epidemi mulai 2 Maret 2020 hingga 31 Agustus 2021. Hal ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa kota besar menyumbang 20% kematian Cov-19 sebagai bagian dari penyumbang 7% populasi global. Peneliti mengekstrak demografi, klinis, hasil (pulih) atau meninggal), data cakupan vaksin dan prevalensi penyakit dari catatan surveilans Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan mengumpulkan data sosiodemografi tingkat kecamatan dari berbagai sumber resmi.
Hasilnya menunjukkan dari 705.503 kasus dengan hasil definitif pada 31 Agustus 2021, 694.706 (98,5%) pulih dan 10.797 (1,5%) meninggal. Usia rata - rata adalah 36 tahun (IQR 24-50), 13,2% (93.459) berusia <18 tahun dan 51,6% adalah perempuan. Kematian berkisar antara 0,9 hingga 1,8% menurut kecamatan. Tingkat individu faktor yang berhubungan dengan kematian adalah usia yang lebih tua, jenis kelamin laki - laki, penyakit penyerta dan usia <5 tahun semenjak gelombang COVID-19 pertama. Faktor tingkat komunitas terkait dengan kematian adalah kemiskinan dan kepadatan penduduk yang tinggi. Faktor perawatan kesehatan yang berhubungan dengan kematian adalah cakupan vaksin yang rendah. Dapat disimpulkan, selain faktor risiko individu, tinggal di daerah dengan kemiskinan dan kepadatan tinggi, serta kinerja kesehatan yang rendah semakin meningkatkan kerentanan masyarakat terhadap COVID-19 terkait kematian di daerah perkotaan dengan sumber daya rendah.
klik disini