18 Oct2022
Posted in review publikasi
Sebuah studi menggunakan hasil dari Beban Global Studi Penyakit, Cedera, dan Faktor Risiko 2019 dilakukan untuk menganalisis pola kesehatan di Indonesia di tingkat provinsi antara 1990 dan 2019. Peneliti menganalisis perkiraan kematian spesifik penyebab GBD 2019, tahun hidup yang hilang (YLL), tahun hidup dengan kecacatan (YLD), tahun hidup yang disesuaikan dengan kecacatan (DALYs), harapan hidup saat lahir, harapan hidup sehat, dan faktor risiko untuk 286 penyebab kematian, 369 penyebab gangguan kesehatan non-fatal, dan 87 faktor risiko menurut tahun, usia, dan jenis kelamin di 34 provinsi Indonesia.
Hasilnya, Harapan hidup laki-laki di Indonesia meningkat dari 62,5 tahun menjadi 69,4 tahun, perubahan positif 6•9 tahun. Untuk wanita selama periode yang sama, kehidupan harapan meningkat dari 65,7 tahun menjadi 73,5 tahun, meningkat 7,8 tahun. Pada 2019, Bali memiliki angka harapan hidup saat lahir tertinggi untuk laki-laki (74,4 tahun) dan Kalimantan Utara memiliki angka harapan hidup saat lahir tertinggi untuk perempuan (77,7 tahun), sedangkan Papua memiliki harapan hidup saat lahir terendah untuk laki-laki (64,5 tahun) dan Maluku Utara memiliki harapan hidup terendah saat lahir untuk perempuan (64 tahun). Tekanan darah sistolik tinggi, tembakau, risiko diet, puasa tinggi glukosa plasma, dan BMI tinggi adalah lima risiko utama yang berkontribusi terhadap hilangnya kesehatan yang diukur sebagai DALYs pada 2019. Interpretasi ini menyoroti bahwa Indonesia menghadapi beban ganda penyakit menular dan penyakit tidak menular yang bervariasi antar provinsi.
selengkapnya