Modul 2.A.2 Introduction to health policy and System research (HPSR): The Boundaries.

Modul 2.A.2 Introduction to health policy and
System research (HPSR): The Boundaries.

 

 Deskripsi

Modul ini berfokus pada berbagai aspek, isu pokok atau area yang melingkupi riset kebijakan dan sistem kesehatan. Sebagai bidang "kajian" yang terbilang baru dan masih terus berkembang, tidaklah mudah untuk dengan tajam menetapkan lingkup "HPSR" dan membedakannya dengan area riset kesehatan pada umumnya. Empat elemen penting yang telah dipaparkan pada modul sebelumnya,-seperti sistem kesehatan dan perkembangannya, kebijakan kesehatan dan analisis kebijakan- menjadi dasar dari topik bahasan modul ini. Aspek dan isu pokok yang relevan dengan HPSR berada pada area dan lingkup yang luas, termasuk keterlibatan aktor-aktor pada tingkat lokal, nasional, bahkan global.

Bagaimanapun, riset kebijakan dan sistem kesehatan memiliki ruang lingkup yang "samar", beririsan, saling membaur dan tumpang tindih dengan riset pelayanan kesehatan dan riset operasional lainnya, serta ada banyak area abu-abu di antara riset jenis ini dengan aspek manajemen dan riset disiplin ilmu lainnya.
 

 Tujuan pembelajaran Modul 2A2

Mempelajari ruang lingkup riset kebijakan dan sistem kesehatan menjadi sangat penting untuk:

  1. Mengetahui bagaimana berbagai aspek dan faktor lingkungan (internal & eksternal), - secara langsung atau pun tidak-, mempengaruhi proses penetapan & pelaksanaan kebijakan dan sistem kesehatan serta kemudian mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki implementasi kebijakan serta fungsi-fungsi sistem kesehatan.
  2. Membantu para peserta untuk menyusun latar belakang dengan lebih baik lagi.

  Isi Modul

"Achieving greater equity in health is a goal in itself, and achieving the various specific global health and development targets without ensuring equitable distribution across and within populations is of limited value (Blas and Sivasankara Kurup, 2010)."

Pernyataan tersebut menjadi penting untuk menekankan bahwa pencapaian target pembangunan kesehatan tanpa pemerataan merupakan pengurangan nilai dan kebermanfaatan dari pembangunan kesehatan itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, statistika nasional terkadang belum terpaparkan secara transparan, antara lain untuk menutupi disparitas dan kesenjangan yang terlalu besar. Upaya untuk mengurangi disparitas memang membutuhkan penyelesaian dengan pendekatan yang luas, dengan menyertakan bahasan faktor-faktor penentu sosial untuk mengurangi ketidakadilan dalam kinerja program dan dampak kesehatan melalui kerja nyata lintas sektor, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Dengan kata lain, diperlukan wawasan yang cukup perihal faktor-faktor atau lingkungan yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dalam suatu wilayah.

Untuk menganalisis isu yang terkait dengan determinan sosial dan pemerataan dalam program kesehatan masyarakat, Badan Kesehatan Internasional (WHO) telah menyusun dan mengembangkan lima tingkat kerangka kerja. Lima tingkat kerangka kerja tersebut menganalisis: "socioeconomic context and position, differential exposure, differential vulnerability, differential health and outcomes, differential consequences (Blas and Sivasankara Kurup, 2010). Kerangka analisis tersebut dapat menjadi acuan bagi seorang peneliti dalam melakukan studi terkait ruang lingkup kebijakan kesehatan yang tidak lepas dari sistem kesehatan itu sendiri. Sistem kesehatan merupakan sistem yang kompleks, terbentuk dari sekian faktor seperti aspek sosial, politik, SDM, dan seterusnya.

"Pelembagaan" atau institusionalisasi sektor kesehatan berada pada sebuah sistem terbuka yang disebut sistem kesehatan. Oleh karena itu, sistem kesehatan tidak berdiri sendiri dalam menjalankan perannya. Dukungan dari lingkungannya, seperti lembaga legislatif, masyarakat, atau organisasi pemerintah pada sektor lainnya sangat diperlukan, termasuk pula konteks sosial, budaya, politik dsb.

Kebijakan kesehatan merujuk pada keputusan, rencana, dan tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan target pelayanan kesehatan yang spesifik. Sebuah kebijakan yang jelas dapat mendefinisikan sebuah visi untuk masa depan untuk mewujudkan pencapaian dan tujuan jangka pendek dan menengah. Kebijakan kesehatan yang jelas pun memberikan arah pandang dan garis besar atas prioritas dan peran yang diharapkan dari berbagai kelompok; selain membangun konsensus serta memberikan kejelasan "informasi" bagi masyarakat (WHO)

Penelitian kebijakan dan sistem kesehatan semakin berkembang, antara lain karena adanya dorongan untuk meningkatkan proses alokasi sumberdaya kesehatan untuk peningkatkan kualitas dan pemerataan akses pelayanan kesehatan. (Hanney, Stephen R et al, 2002). Juga ada tekanan internasional terhadap tata kelola dan penguatan sistem kesehatan untuk meningkatkan akuntabilitas, partisipasi dan tranparansi. Secara subtantif, pelaksanaan riset kebijakan dan sistem kesehatan memiliki sasaran utama untuk meningkatkan demokratisasi dalam pembangunan kesehatan

Dengan demikian, mempelajari ruang lingkup riset kebijakan dan sistem kesehatan menjadi sangat penting untuk mengetahui bagaimana berbagai aspek dan lingkungan (internal dan eksternal), -secara langsung atau pun tidak-, mempengaruhi proses penetapan & pelaksanaan kebijakan dan sistem kesehatan serta kemudian mengetahui apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki implementasi kebijakan serta fungsi-fungsi sistem kesehatan.

fig1 

fig12 

fig13 

Respon sistem kesehatan terhadap kebutuhan masyarakat dan ekspektasinya adalah dengan cara:

  1. Meningkatkan derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
  2. Melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan
  3. Melindungi masyarakat dari konsekuensi finansial akibat sakit
  4. Menyediakan akses yang setara bagi semua untuk mendapatkan pelayanan berbasis masyarakat
  5. Memberdayakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait kesehatan mereka dan terkait sistem kesehatan

fig3

Health system memberikan kerangka yang lebih menyeluruh dan komprehensif dengan mempertimbangkan berbagai konteks dalam lingkungan sistem kesehatan dan menelusuri hubungan serta kerterkaitan antar building block dalam sistem kesehatan. Adapun Health Policy & System Research mempertimbangkan faktor-faktor pada tingkat sistem dan relasi antar building block dalam mempengaruhi berbagai komponen, konteks, kontent dan aktor kebijakan kesehatan secara sistemik

HPSR memfokuskan analisisnya pada kondisi kesehatan, pelayanan dan program kesehatan khusus untuk melihat pengaruh sistem kesehatan dan konteks kebijakan yang memiliki pengaruh kritis terhadap berbagai intervensi atau opsi kebijakan yang berkelanjutan. (Travis et all, 2004). Karenanya HPSR mengarah pada keseluruhan building block dari sistem kesehatan dan tidak hanya terfokus pada pelayanannya saja. Oleh karena itu, dapatlah dikatakan bahwa fokus analisis HPSR mengacu pada faktor-faktor dalam sistem yang mempengaruhi kinerja kesehatan

fig14

 

The Fuzzy Boundaries

Ada beragam terminologi yang lazim digunakan untuk menjelaskan pengertian riset di bidang kesehatan. Istilah yang lebih dahulu dan populer dipakai adalah Health Service Research atau riset pelayanan kesehatan. Riset ini memiliki starting point "service delivery function of health syearch stem", sehingga berangkat pada masalah atau area berlangsungnya fungsi pelayanan kesehatan, misalnya hubungan antara pasien dengan pemberi layanan kesehatan. Sementara HPSR mencakup lebih luas, memulai dari salah satu building block dan memberikan perhatian khusus pada policy process juga berbagai pengaruh lingkungan bahkan hingga ke tingkat global

HPSR diperkenalkan oleh Alliance for Health Policy System Research, dan alih-alih mencoba menetapkan sebuah batasan tegas dan tajam tentang HPSR, aliansi ini menetapkan adalah lebih baik untuk memandang lingkup HPSR sebagai area yang beririsan, saling membaur dan tumpang tindih, karena sejatinya HPSR mengambil pendekatan yang lebih luas dibandingkan riset yang lebih "kaku" dan "konvensional". HPSR analysis akan mengarah pada tatakelola dan kepemerintahan dalam sistem kesehatan serta fokus pada pemahaman untuk mengetahui bagaimana munculnya perubahan, sehingga pertanyaan dalam sebuah analisis atau studi HPSR akan lebih mengarah pada : "What Actually happens and why", rather than "Why is there an implementation gap". Sudut pandang HPSR akan melihat sebuah fenomena dan peristiwa dari sisi organisasi, sosial, proses politik yang lebih kaya dibanding memotretnya sebagai sebuah proses yang terkontrol dan nyaris bersifat mekanik. Pada intinya studi HPSR mengarah pada Health Policy dan Health system.

Ruang Lingkup analisis HPSR:
Ruang lingkup HPSR meliputi berbagai hal yang diimplementasikan di berbagai elemen dan dimensi dari sistem kesehatan.Kajian HPSR mungkin melibatkan pertimbangan satu atau lebih aspek berikut:

  1. di arena yang luas dari kebijakan (tingkat makro analisis);
  2. proses dan kelembagaan di mana perubahan kebijakan ini dikembangkan dan diimplementasikan (tingkat meso analisis)
  3. dampak perubahan kebijakan khusus terhadap orang (tingkat mikro analisis), keseimbangan struktur (kelembagaan) dan agensi (otonomi) yang membentuk tindakan tersebut (and Hudson & Lowe, 2004).

 

Tujuan HPSR:

  1. Sistem kesehatan seperti apa yg optimal dan bagaimana mereka berjalan
  2. Apa yang perlu diperbuat untuk memperkuat sistem kesehatan untuk meningkatkan performa dari manfaat kesehatan dan manfaat sosial lain
  3. bagaimana mempengaruhi agenda kebijakan untuk merangkul tindakan yang memperkuat sistem kesehatan
  4. bagaimana mengembangkan dan menerapkan tindakan-tindakan dalam cara yang akan meningkatkan kesempatan mereka untuk mencapai kinerja yang lebih baik.

Box 1 : Topik Penelitian HPSR yang disarankan

Keuangan dan SDM :

• Pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat dan sistem asuransi nasional
• SDM untuk kesehatan di tingkat kabupaten
• SDM untuk kesehatan di tingkat nasional 

Pengorganisasian pelayanan :

• keterlibatan masyarakat
• Pelayanan yang equitable, efektif dan efisien
• Pendekatan pengorganisasian pelayanan
• Kebijakan obat dan tindakan

Governance, stewardship, dan knowledge management

• Tatakelola dan akuntabilitas
• SIK
• Priority-setting dan evidence-informed policy-making
• Pendekatan intersektoral

Pengaruh Global :

• Pengaruh inisiatif dan kebijakan global (termasuk perdagangan, lembaga donor, dan lembaga internasional) terhadap sistem kesehatan nasional
• Riset ilmiah mengenai tindakan /teknologi /obat baru
• Penilaian efektifitas klinis dari tindakan /obat/teknologi baru
• Pengukuran kesehatan masyarakat dan polanya

Box 2: Topik yang dibahas dalam kajian empiris HPSR

  • Penjelasan dan penilaian building blocks sistem kesehatan (misalnya desentralisasi dan pembiayaan kesehatan);
  • Pengalaman dari suatu kebijakan dalam konteks tertentu;

  • Penjelasan bagaimana perusahaan multinasional mempengaruhi kebijakan nasional atau transnasional (misalnya oleh pabrik rokok);

  • Penjelasan aspek tertentu yang mempengaruhi pengambilan keputusan (misalnya health-seeking behavior; motivasi kerja tenaga kesehatan);

  • Penilaian intervensi yang dapat meningkatkan performance dan sampai seberapa peningkatannya (misalnya assessment terhadap grant conditions), dan cost-effectiveness dari intervensi alternatif;

  • Memahami kekuatan dan posisi stakeholder mengenai kebijakan tertentu, dan kemungkinan implikasi dari kebijakan tertentu;

  • Memahami implementasi kebijakan dan variasinya dalam berbagai setting;

  • Penjelasan atas kinerja sistem kesehatan (misalnya cross-national analysis of catastrophic health expenditure levels)

 

 Bahan belajar

http://ethesis.helsinki.fi/julkaisut/kay/kasva/vk/kerosuo/boundari.pdf

http://shura.shu.ac.uk/1759/1/Prof_Boundaries_FINAL_REPORT.pdf

http://www.jmpk-online.net/images/jurnal/2008/Vol_11_No_2_2008/03_mk_dumilah%20ayuningtyas.pdf

http://www.jmpk-online.net/images/jurnal/2009/Vol_12_No_3_2009/03_mk_dumilah.pdf

 

 Kegiatan pembelajaran

Untuk buku, misal:
Nugroho RD. Kebijakan publik untuk Negara-negara berkembang, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006.

Untuk Jurnal, misal:
Sia D, Fournier P, Kobiané J-F, Sondo BK. Rates of coverage and determinants of complete vaccination of children in rural areas of Burkina Faso (1998-2003). BMC Public Health. 2009; 9:416- 25.

Bahan dari internet:
Penulis....... "Judul ..." http://www.kebijakankesehatanindonesia.net .... (diakses tanggal .... bulan...tahun ....)

Pertanyaan-pertanyaan

  1. Apakah latar belakang penelitian anda termasuk dalam upaya Health system strengthening. Uraikan...
  2. Apakah anda sudah memasukkan ciri HSPR dalam latar belakang proposal anda? Uraikan
  3. HPSR memfokuskan kajian kebijakan kesehatan pada tingkatan sistem. Apakah hubungan lingkungan kontekstual (konteks politik, sosial, ekonomi, budaya) dalam sistem kesehatan di Indonesia/daerah anda sudah dimasukkan dalam pendahuluan anda?
  4. Apakah ada komponen health system building block pada riset yang anda usulkan?
  5. Apakah anda sudah menjelaskan bagaimana hubungan riset anda (menggunakan HPSR) dengan mekanisme pengambilan kebijakan di daerah anda?

Jawaban dikirim ke pengelola dengan cara:

File ditulis dalam word dan diberi kode: XYYYM2A2.doc

Keterangan:

X        = nomor fasilitator anda.
YYY    = kode nama peserta
M2A2 = Modul 2A2

 

  Kirim tugas ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it..

Jangan lupa memberi cc ke email setiap fasilitator yang telah ditunjuk untuk anda.

Tugas paling lambat dikirim tanggal 13 April 2013, jam 24.00

 

 

Modul 2 PJJ Kebijakan Medik

Modul 2

Modul ini secara umum membahas berbagai metode riset untuk kebijakan. Dengan mempelajari Modul 2 peserta akan diperkenalkan pada riset kebijakan dan sistem kesehatan (HSPR), langkah-langkah dalam melakukan riset kebijakan dan sistem kesehatan, serta pengenalan terhadap berbagai metode riset untuk kebijakan dan sistem kesehatan. Dengan mengikuti Modul 2, para peserta akan menghasilkan proposal riset kebijakan dan sistem kesehatan sebagai tugas akhir. Proposal ini akan diseleksi, dan peserta yang proposalnya terpilih akan diundang untuk presentasi proposal dan mengikuti proses pengembangan lebih lanjut (tatapmuka) selama 2 hari pada awal Juni 2013

Modul 2 terdiri dari tiga bagian besar yaitu:

Modul 2A : Pengenalan terhadap riset kebijakan dan system kesehatan (HSPR)

2.A.1 Karakteristik riset kebijakan dan sistem kesehatan: 8 - 10 April 2013
2.A.2 Batasan riset kebijakan dan sistem kesehatan : 11 - 13 April 2013
2.A.3 Analisis Kebijakan Kesehatan : 14 - 19 April 2013
2.A.4 Memahami konteks sosial-politik sistem kesehatan: 20 - 25 April 2013

Modul 2B : Langkah-langkah melakukan riset kebijakan dan sistem kesehatan

2.B.1 Identifikasi fokus penelitian dan pertanyaan penelitian: 26 - 30 April 2013
2.B.2 Menyusun Rancangan Riset : 1 - 6 Mei 2013
2.B.3 Mengupayakan kualitas Riset Kebijakan Medik : 7 - 12 Mei 2013
2.B.4 Penerapan prinsip-prinsip etika penelitian: 13 - 17 Mei 2013

Modul 2C : Berbagai strategi riset :

2.C.1 Perspektif potong-lintang
2.C.2 Pendekatan Studi Kasus
2.C.3 Lensa etnografis
2.C.4 Evaluasi dampak
2.C.5 Action Research

 

Batas akhir pengumpulan Proposal: 22 Mei 2013

Form Proposal 

Pengumuman : 24 Mei 2013

 

 

Minggu keempat : Menyusun Anggaran Sebagai Bagian Dari Proposal Penelitian

Menyusun Anggaran Sebagai Bagian Dari Proposal Penelitian

 

Proposal penelitian tidak lengkap apabila tidak dilampiri dengan anggaran penelitian. Anggaran merupakan rencana kegiatan yang nominalkan dalam bentuk satuan harga atau uang dan berjangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan rencana keuangan yang sistematis menunjukkan alokasi sumber daya manusia, sumber daya material dan sumber daya lainnya.

Suatu penelitian juga membutuhkan anggaran untuk pelaksanaannya. Anggaran penelitian disusun berdasarkan rencana penelitian yang dibuat. Penyusunan anggaran penelitian biasanya juga digunakan untuk menjelaskan biaya penelitian yang akan dikeluarkan, siapa yang terlibat dalam penelitian dan biaya operasional penelitian. Sehingga untuk meyusun anggaran diperlukan detail rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan.

Penyusunan anggaran yang baik menjadi satu poin pokok pada penilaian proposal, pada beberapa lembaga donor, mereka memberikan poin antara 10 - 15% pada bagian anggaran. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan proposal yaitu:

  1. PERATURAN
    Lembaga donor biasanya memiliki format serta peraturannya masing-masing, mengenai batasan biaya tahunan, batasan jumlah, maupun besaran fee institusi yang diberikan. Peraturan ini harus diperhatikan mengingat hal ini menjadi salah satu syarat proposal penelitian yang diterima.
     
  2. KOMPREHENSIF
    Menunjukkan detail semua pengeluaran secara jelas, baik jumlah, harga satuan maupun keterangan tentang item tersebut. Beberapa lembaga donor memberikan item secara jelas, namun ada juga yang harus kita buat sendiri.
     
  3. AKURAT 
    1. Harus diperkirakan seakurat mungkin sesuai standar yang berlaku. Akurat di sini yaitu item yang dianggarakan harus sesuai dengan kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian. Sehingga butuh perencanaan detail aktifitas.
    2. Check and Re-check total perhitungan, pastikan pembagian yang tepat bila melakukan bidding pada project multi-year.
       

  4. TERDAPAT JUSTIFIKASI YANG JELAS
    Catatan mengenai pengeluaran biasanya dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai kegunaan item tersebut sehingga harus dianggarkan dalam penelitian, bila pada bagian travel cost maka sebaiknya dijelaskan mengenai siapa yang berangkat, besaran tiket pesawat, jumlah kontingen, serta lumpsum maupun waktu tinggal. Besaran masing-masing institusi memiliki standar yang berbeda

Komponen standar yang biasanya muncul dalam detail budget penelitian adalah, salary, equipment cost, travel cost, direct / operational cost,indirect / institutional cost /overhead cost , other contributor funding, dll

Beberapa item yang ditampilkan tersebut hanyalah komponen standar pembiayaan, komponen-komponen ini akan berbeda satu sama lainnya, tetapi tetap memiliki tujuan yang sama yakni, justifikasi yang jelas mengenai kegunaan item tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah komponen yang REASONEABLE bukan yang TERENDAH

  1. Salary

    Komponen salary ini terdiri dari gaji peneliti, gaji Principle Investigator (PI), Co-PI, konsultan, hingga tenaga administrasi / sekretaris. Pada bagian ini harus memasukkan pula beban kerja serta besaran gaji. Standar beban kerja harian adalah 40 jam kerja setiap minggu, sehingga beban 100% yang dituliskan berarti peneliti bekerja selama 5 hari dalam seminggu, dan apabila dituliskan beban kerja sebesar 20%, hal ini dapat diartikan bahwa peneliti hanya bekerja satu hari seminggu untuk melakukan penelitian ini. Jumlah beban kerja haruslah sesuai realitas pada saat melakukan penelitian nanti.

    Banyak institusi yang terkadang membebankan institutional cost pada bagian ini, karena misalkan lembaga donor tidak menginginkan adanya komponen tersebut, hal ini diperbolehkan karena memang merupakan peraturan internal masing-masing institusi, tetapi bila sudah terdapat komponen institutional cost yang ditulis, maka besaran gaji yang tertera seharusnya sama seperti yang diterima oleh peneliti.

    Untuk standar gaji, besarannya sebaiknya mengikuti standar yang berlaku secara umum dimasing-masing institusi, seperti misalkan di UGM yang sudah memiliki hal tersebut. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara gaji proyek dengan tugas dan fungsi utama.
     
  2. Office Supplies and Equipment

    Office Supplies, pembelian perlengkapan pada komponen ini haruslah digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian. Biaya ini merupakan biaya pembelian bahan habis pakai yang digunakan untuk keperluan penelitian maupun sekretariat penelitian. Misal seperti pembelian kertas, pembelian tinta printer, pembelian bolpoint dan lain-lain. Pada bagian ini biasanya dimasukkan biaya jasa seperti misalkan biaya untuk mengirim surat atau fotokopi dengan jumlahnya tidak boleh terlalu besar dan harus mengikuti aturan dari donor mengenai besaran maksimalnya.

    Equipment, biaya yang dimaksud di sini adalah biaya pembelian inventaris penelitian. Pembelian peralatan ini sebaiknya memasukkan peralatan yang dapat digunakan selama proyek berlangsung, dan dengan justifikasi yang jelas, seperti misalkan pembelian komputer, printer, maupun peralatan penunjang lainnya.

  3. Travel and Meeting cost

    Biaya perjalanan serta pertemuan harus melampirkan justifikasi yang jelas. Termasuk untuk biaya pertemuan, beberapa lembaga biasanya hanya memberikan 1-2 kali adanya pertemuan besar setiap tahunnya, pada kick off meeting, maupun pada saat evaluasi atau diseminasi hasil penelitian. Komponen travel cost adalah, transportasi udara maupun darat, biaya penginapan, perdiem, serta biaya insidental. Untuk menentukan biaya transport udara, sebaiknya menggunakan rate tertinggi pada saat waktu ramai (kelas ekonomi), karena jangan sampai budget yang dituliskan ternyata mengalami kekurangan pada saat pembayaran.
     
  4. Direct Cost

    Direct cost adalah uang yang dikeluarkan untuk membayar operasional penelitian, bisa dalam bentuk uang pembayaran subkontraktor, biaya surveyor, biaya pelatihan hingga biaya-biaya yang digunakan dalam fase diseminasi, misalkan biaya pendaftaran konferensi nasional maupun internasional, biaya pengiriman jurnal, dan lainnya.
     
  5. Indirect Cost

    Sering disebut sebagai institutional cost maupun overhead cost, komponen ini sama sekali tidak terikat sama sekali oleh penelitian, tetapi indirect cost berarti uang yang dikeluarkan oleh institusi untuk membiayai pengeluaran listrik, telefon, internet, asuransi, serta biaya sekretaris institusi, tanpa komponen itu tentu mustahil sebuah organisasi dapat berjalan. Tetapi yang menjadi permasalahan adalah komponen-komponen tersebut tidak dipergunakan secara ekslusif untuk penelian itu seperti misalkan listrik atau telepon, sehingga sering lembaga donor tidak mau memberikan indirect cost, ataupun memberikan tetapi tidak secara penuh. Sehingga untuk mengatasi hal tersebut, biasanya dilakukan pengaplikasian berdasarkan skala persentase, antara total keseluruhan ongkos tersebut selama setahun dibandingkan dengan total gaji yang dikeluarkan selama penelitian, atau dapat pula ongkos ini ditentukan secara kasar menggunakan persentase total budget penelitian. Kesemua ini akan dinegosiasikan antara peneliti dengan lembaga donor sehingga mendapatkan pendanaan yang tepat.
     
  6. Other Funding

    Terkadang pada beberapa penelitian memiliki keterbatasan, seperti misalkan pada jumlah yang mungkin tidak dapat disediakan penuh oleh lembaga donor, sehingga harus mencari sumber-sumber pembiayaan lain, bisa dari pemerintah maupun swasta.

File Lampiran

Budget Sheet dari USAID

 

  Kegiatan Pembelajaran

Pertanyaan :

  1. Buat sebuah format budget penelitian disertai dengan justifikasinya

 

Tugas paling lambat dikirim tanggal 1 Mei 2013

 

 

Pengembangan Proposal Penelitian

Pengembangan Proposal Penelitian

 

  Pengantar

Lembaga penelitian dan konsultasi dituntut untuk senantiasa menghasilkan penelitian yang bermutu serta memproduksi hasil temuan yang akan bermanfaat untuk kemajuan kesehatan. Seiring dengan perkembangan evidence-based policy dan semakin meningkatnya tuntutan penggunaan data dan bukti dalam perencanaan bidang kesehatan di Indonesia, maka institusi penelitian nasional perlu terus mengembangkan kemampuan dalam melakukan penelitian.

Proses penelitian oleh sebuah lembaga kesehatan membutuhkan biaya yang tidak kecil, dan seringkali lembaga penelitian membutuhkan berbagai hibah dana untuk penelitian. Hibah dana ini dapat bersumber dari banyak sumber, baik dalam maupun luar negeri.

Sebagai sebuah negara berkembang, Indonesia merupakan salah satu negara penerima hibah terbesar di kawasan Asia. Berbagai donor dan lembaga penelitian telah banyak menawarkan hibah dana untuk melakukan riset di bidang kesehatan, seperti dari AusAID, USAID, serta WHO. Donor dalam negeri dapat berasal dari DIKTI dan lembaga-lembaga lainnya, termasuk lembaga di dalam universitas masing-masing.

Kompetisi adalah hal yang wajar dalam pengajuan hibah penelitian. Kompetisi penting untuk menyaring penelitian yang memiliki kualitas baik serta untuk tetap memacu lembaga penelitian agar tetap menjaga kualitas organisasinya. Namun, keterbatasan waktu dan kompetensi menjadi halangan utama dalam menghasilkan proposal penelitian yang berstandar tinggi. Untuk tetap mampu bersaing dan berkembang, maka sebuah lembaga penelitian perlu melakukan investasi dalam menyusun proposal penelitian secara berkesinambungan.
 

   Tujuan
 

  1. Memahami jenis sumber dana penelitian dan mengidentifikasi peluang hibah penelitian
  2. Melakukan penyusunan proposal penelitian yang berstandar tinggi
  3. Menyusun proposal pembiayaan untuk penelitian

Modul ini dibagi menjadi beberapa fase:

Minggu pertama:

Identifikasi jenis sumber hibah penelitian dan format proposal yang sesuai dengan permintaan donor

Minggu kedua:

Penyusunan proposal:

•  Pembentukan tim penyusun proposal dalam sebuah institusi

Minggu ketiga

•  Penyusunan proposal penelitian yang sesuai dengan parameter donor

Minggu keempat:

Menyusun anggaran sebagai bagian dari proposal penelitian

 

 

Program Pengembangan Metode Penelitian Kebijakan Dengan Fokus Pada Kebijakan Medik

Program Pengembangan Metode Penelitian Kebijakan
Dengan Fokus Pada Kebijakan Medik

Diselenggarakan oleh:

Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan
Fakultas Kedokteran UGM

Bekerjasama dengan IDRC Canada


mod1medik

mod2medik

mod3medik

 

 


 JADWAL PEMBELAJARAN MODUL KEBIJAKAN MEDIK

Modul 1A : 25 Februari - 7 Maret 2013
Modul 1B : 8 Maret - 14 Maret 2013
Modul 1C : 15 Maret - 21 Maret 2013
Modul 1D : 22 Maret - 27 Maret 2013
Modul 1E : 28 Maret - 3 April 2013
Modul Penutup : 4 - 7 April 2013

Modul 2A1 : 8 - 10 April 2013
Modul 2A2 : 10 - 13 April 2013
Modul 2A3 : 14 - 19 April 2013
Modul 2A4 : 20 - 25 April 2013

Modul 2B1 : 26 - 30 April 2013
Modul 2B2 : 1 - 6 Mei 2013
Modul 2B3 : 7 - 12 Mei 2013
Modul 2B4 : 12 - 17 Mei 2013
Modul 2C : 18 - 22 Mei 2013

Pengumpulan Proposal : 22 Mei 2013
Pengumuman : 24 Mei 2013
Pertemuan Tatap Muka :10 - 11 Juni 2013
Pelaksanaan Penelitian  : Juni - Juli 2013
Advokasi Hasil Penelitian : Agustus 2013
Penyajian hasil Penelitian : Agustus 2013

Modul 2A1. Karakteristik Health Policy and System Research dan Policy Research

Modul 2.A.1. Karakteristik Health Policy and System Research
dan Policy Research

  Deskripsi

merupakan Modul ini membahas isu-isu yang berkaitan dengan Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan antara lain tentang pembiayaan, pengorganisasian, penyelenggaraan dan pemanfaatan layanan kesehatan serta bagaimana menetapkan prioritas, menyusun, dan mengimplementasikan kebijakan kesehatan. Pembahasan tersebut menjadi pengantar untuk memahamkan akan karakteristik Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan.
 

  Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari karakteristik Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan, diharapkan:

  1. Peserta mengetahui karakteristik Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan.
  2. Membantu para peserta untuk menyiapkan tema atau topik yang akan diajukan dalam penyusunan proposal penelitian sesuai dengan lingkup, batasan dan karakter Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan, atau menggunakan batasan Riset Kebijakan 
     

  Hand-out

Dalam Hand-out ini harap dicermati dua definisi mengenai:

  1. Health Policy and Systems Research; dan
  2. Policy Research.

Definisi pertama berasal banyak dari buku Lucy Gilson sementara definisi kedua berasal dari buku-buku yang membahas kebijakan dari ilmu-ilmu sosial. Sangat menarik untuk membandingkan kedua definisi tersebut.

1. Definisi HPSR

Health policy and systems research (HPSR) is defined as a Field

... that seeks to understand and improve how societies organize themselves in achieving collective health goals, and how different actors interact in the policy and implementation processes to contribute to policy outcomes. By nature, it is interdisciplinary, a blend of economics, sociology, anthropology, political science, public health and epidemiology that together draw a comprehensive picture of how health systems respond and adapt to health policies, and how health policies can shape − and be shaped by − health systems and the broader determinants of health. (Alliance for Health Policy and Systems Research, 2011.)

Dari definisi tersebut kita dapat menemukan karakteristik penting dalam HSPR antara lain :

  1. HSPR is a multidisciplinary research field, distinguished by the issues and questions addressed through the research rather than by a particular disciplinary base or set of methods;
  2. includes research that focuses on health services as well as on the promotion of health in general;
  3. includes concern for global and international issues as well as national and sub-national issues, as global forces and agencies have important influences over health systems in low- and middle-income countries; encompasses research on or of policy, which means that it is concerned with how policies are developed and implemented and the influence that policy actors have over policy outcomes – it addresses the politics of health systems and health system strengthening;
  4. promotes work that explicitly seeks to influence policy, that is, research for policy.

An integrated approach

Importantly, HPSR brings together health policy and organizational dynamics of health systems, which is a health systems work into one research field, as there are critical and often overlooked element of health four linkages between these apparently separate areas of system functioning. work, as listed below.

  1. Health policies can be seen as the purposeful and of work – health policy and health systems – overlap. Deliberate actions through which efforts are made to. Together they provide the knowledge base relevant to strengthen health systems in order to promote strengthen health systems whilst also showing how population health. knowledge and other .forms of power together influence
  2. Health policy actions must not only be informed by policy decision-making. In these ways, HPSR work always an understanding of the current dynamics of health seeks to be policy relevant.system functioning and performance, but are also sustained, or undermined, by whether and how theyfind expression in the health system.
  3. A better understanding of the politics of health policy change, the actors and interests driving the processes through which policies are developed and implemented, contributes to understanding how to influence policy and take action to strengthen health system.
  4. A spesific focus on implementation allows for and requires a better understanding of the organizational dynamics of health systems, which is a critical and often overlooked element of health system functioning.

Perlu diperhatikan bahwa dalam aplikasinya ada dua area kerja yang berbeda dalam riset kebijakan dan sistem kesehatan atau HSPR yaitu – (1) kebijakan kesehatan (health policy) dan (2) health systems – yang akan beririsan dan tumpang tindih, namun keduanya saling berinteraksi bersama dalam proses penetapan kebijakan (policy decision-making).

Point-point penting:

Features that define HSPR :

  • The types of issues it addresses HPSR investigates issues such as: how health care is financed, organized, delivered and used; how health policies are prioritized, developed and implemented; and how and why health systems do or do not generatehealth and wider social goals
  • the fact that it seeks to address real-world situations and issues
  •  it is multidisciplinary, drawing on methods and perspectives from a range of disciplines It brings together health policy and health systems work into one integrated field. This combined focus on health policy and health systems issues provides a strong basis for identifying what can be done to:
  • strengthen health systems so they can better achieve their health and broader social goals; and
  •  ensure that the related research is applied research that has the potential to support the implementation of health policies and health system development.

Elements in HSPR :

Four central elements in HPSR are:

  • Health systems
  • Health policy
  • Health system development or strengthening
  • Health policy analysis.

The issues related to each of these elements can be understood through a range of definitions, concepts and frameworks, which also help to generate relevant and appropriately framed research questions. Such frameworks allow us to understand the various elements, characteristics and dimensions of a health system; and to identify the different connections and interrelationships within a health system that need to be considered in order to strengthen them. New health policies represent efforts to introduce deliberate and purposeful change within health systems. deas and concepts related to policy and the analysis of such policy are an important part of HPSR. In seeking to support better policy implementation, it is critical that we understand the factors that influence policy outcomes. Through understanding the nature of policy and the processes of policy change, we gain new insights that help to explain how health system actors, and the relationships of power and trust among them, influence health system performance.

2. Definisi Policy Research

(Source :Methods For Policy Research : Applied Social Research Methods Series ; v.3), Ann Majchrzak. Sage Publications : Newbury Park, London, New Delhi, 1984)

Policy Research, therefore, is defined as the process of conducting research on, or analysis of, a fundamental social problem in order to provide policymakers with pragmatic, action-oriented recomendations for alleviating the problem. Policy research is unique in focusing on action-oriented recommendations to fundamental social problem. Figure 1. presents a simplified typology of different research procesess.

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa policy research memiliki tingkat orientasi aksi (Action-Orientation) yang tinggi atau strategis serta lebih berfokus pada masalah - masalah sosial fundamental.

Characteristics of Policy Research Studies :

  1. Multi dimensional in focus
  2. Uses an empirico-inductive research orientation
  3. Incorporates the future as well as the past
  4. Respond to study users
  5. Explicity incorporates values
     

  Referensi

Lucy Gilson, ed. (2012). Health Policy and Systems Research: A Methodology Reader
Alliance for Health Policy and Systems Research, World Health Organization

Ann Majchrzak. Methods For Policy Research : Applied Social Research Methods Series ; v.3),. Sage Publications : Newbury Park, London, New Delhi

 

  Tugas

Dengan mengacu pada definisi dan beberapa karakteristik Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan

  1. Jelaskan usulan topik atau tema proposal penelitian yang anda ajukan memiliki keterkaitan dengan Riset Kebijakan dan Sistem Kesehatan.
  2. Ataukah anda cenderung menggunakan definisi Policy Research?

File ditulis dalam word dan diberi kode: XYYYM2A1.doc dan dikirim sebagai attachment.
Keterangan:

X        = nomor fasilitator anda.
YYY    = kode nama peserta
M2A1   = Modul2A1

 

 Kirim tugas ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

Jangan lupa memberi cc ke email setiap fasilitator yang telah ditunjuk untuk anda.
Tugas paling lambat dikirim hari Rabu tanggal 10 April pukul 24.00.

 

Modul 1e: PenelitianKebijakandenganMenggunakan Data Besar

Modul 1e. Penelitian Kebijakan dengan Menggunakan Data Besar

  Deskripsi

Modul 1e merupakan modul yang membahas penggunaan data besar untuk penelitian kebijakan, termasuk kebijakan medik. Akan dibahas berbagai hal mengenai Data Susenas dan Data IFLS. Penggunaan data besar ini merupakan kesempatan bagi para peneliti kebijakan kesehatan untuk melakukan kegiatan yang tidak terlalu memakan biaya dalam melakukan penelitian dan memanfaatkan secara maksimal, data yang sudah ada. Disamping Data Susenas dan Data IFLS masih ada data Riset Kesehatan Dasar dan Riset Fasilitas Kesehatan yang ada di Balitbangkes Kementerian Kesehatan.

 

  Tujuan pembelajaran
 

  1. Memahami penggunaan data besar untuk penelitian kebijakan Data Susenas dan Data IFLS
  2. Menjaring peserta pengembangan yang berkeinginan menggunakan pendekatan econometric, multiple regression, atau metode kuantitatif lain untuk penelitian kebijakan yang menggunakan data sekunder.
     

  Bahan belajar 

O'Donnell O, van Doorslaer E, Wagstaff A, Lindelow M. Analyzing Health Equity Using Household Survey Data.
A Guide to Techniques and Their Implementation.The World Bank Washington, D.C. 2008.

  1. Pengantar IFLS oleh Wayan Suriastini
  2. Quality of Health Care Services - Elan Satriawan

 

  Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran

  1. Peserta mengirimkan email mengenai ketertarikan mengikuti pengembangan lebih lanjut mengenai penelitian yang menggunakan data besar.

    Pertanyaan yang harus dijawab untuk Modul 1e:

    Apakah anda tertarik untuk mengikuti pelatihan lebih lanjut mengenai penelitian yang menggunakan data besar?
    Apapun jawaban anda, sebutkan alasannya.

File ditulis dalam word dan diberi kode: XYYYM1e.doc dan dikirim sebagai attachment.

Keterangan:

X       = nomor fasilitator anda.
YYY   = kode nama peserta
M1e   = Modul1e

 

 Kirim tugas ke This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. 

Jangan lupa memberi cc ke email setiap fasilitator yang telah ditunjuk untuk anda.
Tugas paling lambat dikirim hari Kamis tanggal 4 April pukul 24.00.

 

  • slot resmi
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot
  • rajabandot