BPJS Perlu Disertai Standar Pelayanan Medik Nasional

Jakarta, PKMK. Layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) perlu disertai dengan sebuah standar pelayanan medik nasional. Dengan demikian, kemungkinan kekisruhan seperti yang sempat terjadi belum lama ini di program Kartu Jakarta Sehat (KJS), bisa diminimalkan. Dengan standar pelayanan medik, manajemen rumah sakit tidak akan lagi keberatan karena perhitungan biaya yang dimiliki BPJS Kesehatan sangat jelas, ungkap dr. Marius Widjajarta, pengamat kebijakan kesehatan di Jakarta (29/5/2013). Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membuat standar pelayanan medik. Barulah semua pemangku kepentingan diundang untuk berdiskusi membuat skema riwayat perjalanan penyakit atau clinical pathway, kemudian unit cost dibuat. "Dari sini, barulah persoalan selesai. Tidak bakal ada ramai-ramai lagi," kata Marius.

Kondisi saat ini penuh ketidakpastian. Indonesia Case Base Group (Ina CBG) yang digunakan di KJS adalah keluaran tahun 2009. Kementerian Kesehatan RI sekarang sedang membuat Ina CBG terbaru untuk mendukung berjalannya BPJS Kesehatan. Akan tetapi, itu belum disertai dengan standar pelayanan medik nasional. "Alangkah baiknya bila standar tersebut lebih dulu ada. Dengan demikian, standar layanan yang diberikan ke pasien bisa lebih terjamin, kita bisa tahu mutu layanan," ucap Marius.

Bila nilai premi penerima bantuan iuran (PBI) di BPJS Kesehatan Rp 15.000-an per orang per bulan seperti yang direncanakan Kementerian Keuangan RI, mutu layanan ke pasien sulit diharapkan baik. Bila didahului oleh standar pelayanan medik nasional, standar layanan yang sama bisa terjadi. Rumah sakit pun tidak meributkan skema tarif karena ada standar yang jelas. Audit ke mutu layanan juga bisa dilakukan. "Sebenarnya, semua itu bukan soal yang rumit kalau ada standarnya. Basisnya adalah standar pelayanan medik nasional yang memungkinkan pasien miskin mendapatkan standar pelayanan yang sama," Marius mengatakan.

 

Kadin Harap Pemerintah Hapus Bea Masuk Alat Kesehatan

JAKARTA–Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengharapkan pemerintah menghapus bea masuk untuk alat-alat kesehatan guna menekan biaya kesehatan di Indonesia.

"Salah satu alasan biaya kesehatan mahal akibat adanya bea masuk untuk alat-alat kesehatan, jika dihapuskan maka bisa diperkirakan estimasi penurunan biaya kesehatan sebesar 30 persen," kata Wakil Ketua Komite Tetap Kebijakan Kesehatan Kadin Indonesia, Herkutanto di Jakarta, Rabu (29/5/2013).

Herkutanto mengatakan selain permasalahan bea masuk tersebut, mahalnya bahan baku obat-obatan juga menambah beban biaya pengobatan untuk masyarakat.

"Jika terkait dengan masalah tenaga kerja, kita masih bisa meningkatkan, namun jika bahan baku dikenai pajak dan alat kesehatan (alkes) harus menanggung bea masuk, maka akan sulit," kata Herkutanto.

Herkutanto mencontohkan beberapa produk yang harus diimpor adalah produk-produk yang memiliki teknologi tinggi seperti Magnetic Resonance Imaging (MRI), CT scan, berbagai macam alat-alat diagnostik dan anastesi.

"Yang kita perlukan adalah alat-alat yang memiliki teknologi tinggi dan belum bisa diproduksi di Indonesia," kata Herkutanto.

Herkutanto menjelaskan bahwa dengan adanya modal yang sangat tinggi ditambah bea masuk dan pajak tersebut, maka biaya kesehatan juga menjadi sangat tinggi jika dibandingkan dengan negara tetangga. Herkutanto menambahkan, seperti pada kasus mundurnya 16 rumah sakit dari program Kartu Jakarta Sehat (KJS), salah satu penyebabnya adalah tingginya biaya untuk alat-alat dan bahan baku obat.

Seperti diketahui, sebanyak 16 rumah sakit menyatakan mundur diri dari program KJS. Dari jumlah tersebut, dua rumah sakit telah mengundurkan diri secara resmi, sedangkan 14 lainnya baru menyatakan pengunduran diri secara lisan. Pada perkembangannya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan, sebanyak 14 rumah sakit yang sempat menyatakan mengundurkan diri secara lisan tersebut kembali bergabung dalam program kesehatan itu.

Sebanyak 14 rumah sakit tersebut, antara lain Rumah Sakit (RS) Bunda Suci, RS Mulya Sari, RS Satya Negara, RS Firdaus, RS Islam Suka Pura, RS Husada, RS Sumber Waras, RS Suka Mulia, RS Port Medical, RS Puri Mandiri Kedoya, RS Tria Dipa, RS JMC, RS Mediros dan RS Restu Mulya.

Sementara itu, dua rumah sakit yang telah resmi mengundurkan diri dari program KJS, yaitu RS Thamrin dan RS Admira.

(sumber: www.solopos.com)

 

Proteksi Data Rekam Medis KJS

Jakarta, PKMK. Data rekam medis yang direncanakan disimpan dalam chip di Kartu Jakarta Sehat (KJS) sebaiknya diberi proteksi. Bentuk proteksi itu bisa berupa password ataupun PIN. Dengan demikian, seandainya KJS hilang dari pemegangnya, data rekam medis itu tidak mudah disalahgunakan pihak lain, ungkap dr. Erik Tapan, pengamat informatika kedokteran dari Perhimpunan Informatika Kedokteran Indonesia (Pikin) di Jakarta (29/5/2013). Erik mengatakan, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kapasitas penyimpanan (memori) chip di KJS itu. Kapasitas tersebut kemungkinan tidak besar. Maka, langkah ini harus diambil untuk mengatasi hal itu. "Sebaiknya, data tersebut disimpan dalam server. Sehingga kapasitasnya lebih besar," kata direktur Klinik L' Melia tersebut.

Terlepas dari kelemahan tersebut, keberadaan chip penyimpan data rekam medis di KJS itu berpotensi mendorong terbentuknya jaringan rekam medis elektronik antar-rumah sakit ataupun antar-banyak lembaga. "Sejauh ini, beberapa rumah sakit di Jakarta sudah merintis jaringan itu. Tapi masih terbatas dalam satu grup," kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Manado) tersebut. Kini di Indonesia, rumah sakit yang menggunakan rekam medis elektronik cukup banyak. Namun, masih dijalankan bersama dengan rekam medis manual. Penyebab hal itu, pertama, persoalan infrastruktur (hardware ataupun software) yang mahal. Maka, rumah sakit banyak yang membuat rekam medis elektronik dengan menggandeng perusahaan lokal. Di sini, rumah sakit tidak serta merta beralih penuh ke rekam medis elektronik. Kedua, tenaga medis di rumah sakit banyak yang belum terlalu familiar dengan rekam medis elektronik. "Meski begitu, kini hal itu mulai teratasi," kata Erik. Di beberapa negara maju, data rekam medis pasien dikumpulkan dalam satu server. Kata Erik, "Kemudian, dengan persetujuan si pasien, data tersebut bisa diakses secara elektronik oleh rumah sakit lain."

 

Kenaikan BBM Tak Pengaruhi Permintaan Obat

Jakarta, PKMK. Kenaikan harga BBM subsidi yang mungkin sebentar lagi akan terjadi, tidak akan berpengaruh kepada tingkat konsumsi obat secara nasional. Walau harga obat naik, permintaan dari pasien tidak akan turun. Khususnya untuk obat resep yang harus dikonsumsi rutin oleh konsumen. Kemungkinan yang berubah hanya pola konsumsi. "Kalaupun ada penurunan permintaan, paling-paling hanya sebentar. Lalu kembali normal," ujar Djoko Rusdianto, Corporate Secretary PT Kimia Farma, di Jakarta (29/5/2013). Bagaimana contoh perubahan pola konsumsi itu? Kata Djoko, pembelian obat dengan copy resep akan bertambah. Tablet yang harus dikonsumsi 12 buah dalam sebulan, dibeli di apotek enam buah dulu; dan sisanya ditebus belakangan. "Walau ada pola konsumsi yang berubah, total permintaan secara kumulatif tidak akan turun. Obat adalah produk yang tidak ada subsitusinya," kata Djoko.

Tingkat permintaan obat generik yang banyak dikonsumsi masyarakat menengah ke bawah pun, diperkirakan tidak terpengaruh oleh efek kenaikan harga BBM subsidi. Seandainya harga BBM subsidi jadi naik, Kimia Farma akan mengusulkan kenaikan harga obat generik ke Pemerintah Indonesia selaku regulator harga. Materi yang disampaikan ke Pemerintah Indonesia adalah persentase ideal kenaikan harga serta sejumlah data dan angka yang terkait. "Sementara, untuk obat non generik, naik atau tidaknya harga bisa kami tentukan sendiri. Hal ini bisa pula dilakukan oleh produsen lain," Djoko mengatakan.

Harga BBM subsidi merupakan variabel yang signifikan bagi total biaya produksi obat. Kenaikan harga BBM subsidi menimbulkan efek berlipat berupa kenaikan biaya transportasi, bahan baku, dan lain-lain sejenis. Secara tidak langsung, kenaikan harga BBM subsidi berpengaruh kepada variabel harga pokok obat; tatkala harga BBM itu naik, tarif listrik pun naik. "Sementara, pabrik Kimia Farma pun mengandalkan daya listrik. Pabrik yang menggunakan pembangkit listrik sendiri, mengonsumsi BBM," kata dia. Jadi, industri farmasi nasional pasti akan menaikkan harga jual obat bila harga BBM subsidi dinaikkan. Persentase kenaikan harga obat ditentukan oleh tingkat dampak kenaikan harga BBM subsidi.

 

70% Penduduk Indonesia Alami Gigi Berlubang

Jakarta - Sebanyak 70 persen penduduk Indonesia atau setara dengan 150 juta orang menderita gigi berlubang rata-rata sebanyak lima buah gigi.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Dr drg Zaura Anggraeni MDS di sela seminar GlaxoSmithKline (GSK) dan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) bertajuk Laksanakan Program Kerja Tingkatkan Kesehatan Gigi dan Mulut Warga Lansia di Jakarta, Selasa (28/5).

Dokter gigi yang akrab disapa Rini mengatakan, data tersebut berdasarkan Riskesda 2007. Ia menambahkan, rata-rata kondisi lima gigi berlubang tersebut sangat memprihatinkan.

Rini menjelaskan, dari lima gigi yang berhasil ditambal tidak sampai satu gigi. Satu gigi lainnya, lanjut dia, masih dalam keadaan terbuka. "Sedangkan sisanya dalam keadaan harus dicabut atau bahkan kondisi gigi yang busuk," ungkap Dr Rini.

Lebih lanjut Dr Rini menjelaskan banyaknya gigi berlubang tersebut disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia menjaga kondisi kesehatan gigi dan mulut. Ia pun menambahkan lima gigi berlubang tersebut berisiko dicabut atau akan ompong.

Jika sudah ompong, lanjut Rini, sebaiknya segera digantikan dengan gigi tiruan atau minimal satu bulan setelah gigi dicabut atau tanggal. Hal tersebut untuk menjamin kestabilan gusi dan rahang mulut.

"Bahkan jika tidak diganti akan mempengaruhi pencernaan. Sebab, gigi digunakan untuk mengunyah makanan merupakan sumber gizi yang dibutuhkan tubuh," papar Rini.

(sumber: www.beritasatu.com)

 

Pelayanan Kesehatan Tidak Boleh Diskriminatif

Pangkep - Perhatian pemerintah kabupaten Pangkep terhadap kesehatan masyarakat yang mendiami wilayah kepulauan masih minim. Selain fasilitas medis yang belum terpenuhi, layanan dokter diakui masih sangat jarang menyentuh warga pulau.

Bupati Pangkep Syamsuddin A Hamid mengakui hal tersebut adalah sebuah tantangan bagi pemkab dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pangkep untuk menuntaskan masalah kesehatan penduduk kepulauan. Tantangan tersebut adalah bagaimana memberikan pelayanan kesehatan yang baik dengan kualitas yang sama dengan wilayah daratan.

"Jangan ada perbedaan pelayanan antara masyarakat kepulauan dan daratan. Semuanya harus dilayani sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, baik pelayanan kesehatan gratis maupun tidak gratis," tegas Syamsuddin, saat menghadiri pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat pulau di Pulau Sabutung Desa Mattiro Kanja Kecamatan Liukang Tupabbiring, pekan lalu.

Untuk itu seluruh dokter yang bertugas di Pangkep, tambah Syamsuddin, harus memiliki rasa tanggung jawab tinggi dan pengabdian yang tulus. Bukan sekadar meminta hak, tapi juga harus mengutamakan kewajiban dengan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Apalagi saat ini, kata dia, ada dua program utama yang digenjot oleh pemkab untuk mengeluarkan predikat Pangkep sebagai daerah tertinggal pada 2014 mendatang. "Ukuran kesejahteraan itu jangan selalu diukur dengan uang," tandasnya.

Sementara itu Ketua IDI Pangkep, dr Isreny SPKJ mengatakan, meskipun sudah ada puskesmas namun fasilitas dan peralatan medis yang dimiliki belum menyamai daratan. Maka, dalam rangka memperingati Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) 2013 ke-105, ada 15 dokter yang disiapkan untuk melakukan pelayanan kesehatan gratis yang dipusatkan di Pulau Sabutung tersebut.

Pelayanan kesehatan gratis ini meliputi, pengobatan massal, pelatihan hiperbarik untuk nelayan dan penyelam tradisional, serta pengobatan filariasis (kaki gajah).

"Selama ini kesehatan gratis hanya dilaksanakan di daratan. Ini juga adalah bentuk perhatian kami kepada masyarakat pulau yang butuh pelayanan medis yang lebih baik," kata dr Isreny. (yuk/yan)

(sumber: www.fajar.co.id)

 

KPPU Belum Menerima Aduan Sektor Kesehatan

28meiJakarta, PKMK. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sampai saat ini belum menerima pengaduan dari publik terkait dugaan pelanggaran di sektor kesehatan. Dalam hal ini, sejumlah langkah yang dilakukan KPPU ke sektor kesehatan merupakan sebuah inisiatif, ungkap Nawir Messi, Ketua KPPU di Jakarta hari ini (28/5/2013). Nawir mengatakan, pihaknya sekarang tengah memonitor ataupun menginvestigasi beberapa hal di sektor kesehatan. Satu diantaranya adalah dugaan integrasi vertikal di sejumlah lembaga pelayanan kesehatan. Termasuk di situ adalah adanya peran tenaga medis dalam pemasaran produk kesehatan. Kemudian, KPPU pun tengah meneliti kemungkinan hambatan dari asosiasi tertentu terhadap penambahan tenaga spesialisasi bidang tertentu. "Prinsipnya, semua itu sedang kami monitor," kata Nawir.

Hasil dari monitoring dan investigasi itu adalah sebuah temuan perkara di sektor kesehatan. Bisa pula berupa rekomendasi terhadap menteri yang nantinya melakukan perbaikan, kata Nawir. Bagaimana dengan dugaan bahwa obat generik di Indonesia terlalu mahal karena praktek bisnis tertentu? Jawab dia, hal itu masih dalam pengkajian kebijakan oleh KPPU dan output yang diberikan oleh KPPU berupa rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Indonesia, bukan berupa temuan perkara.

Ia pun mengatakan, saat ini KPPU belum bisa terlalu banyak bercerita mengenai monitoring dan investigasi di sektor kesehatan itu. Sebab, dikhawatirkan menghambat proses yang kini tengah dilakukan KPPU di lapangan. Tahun 2012 ini, KPPU menjadikan sejumlah sektor sebagai prioritas pengawasan. Selain sektor kesehatan, yang lain adalah keuangan, pendidikan, energi-pertambangan, infrastruktur, dan lain-lain.

 

DPR Dukung Bantuan Biaya Hidup Dokter Internship Jadi Rp 2,5 Juta

Jakarta : Program Internship Dokter Indonesia yang bertujuan memantapkan mutu profesi dokter dalam menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan menjadi bahan diskusi dalam sidang DPR Komisi IX yang membidangi kesehatan, tenaga kerja dan kependudukan.

Wakil Ketua Komisi IX Nova Riyanti Yusuf menuturkan, ada 3 sikap berbeda dari para mahasiswa Fakultas Kedokteran di seluruh Indonesia terkait program itu. Pertama, menghapus internship. Kedua, meneruskan program internship namun dengan perbaikan. Ketiga, program internship itu tidak diwajibkan untuk seluruh mahasiswa kedokteran.

Ia menjelaskan Komisi IX DPR sampai saat ini masih menunggu hasil evaluasi dan kajian dari Kementerian Kesehatan terhadap program itu.

"Salah satu kesimpulan rapat kerja antara K9 dengan Menteri Kesehatan RI pada 26 November 2012 adalah memberikan waktu selama 6 bulan bagi Kementerian Kesehatan untuk melakukan evaluasi dan kajian secara komprehensif terhadap Program Internship Dokter Indonesia," kata Nova di Komplek Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2013).

Ia menambahkan terkait masalah ini pada 19 Maret 2013 digelar rapat dengar pendapat (RDP) Komisi IX dengan Kemenkes, Konsil Kedokteran Indonesia, IDI, BEM FK Trisakti, BEM FK Unhas, Asosiasi FK Swasta Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia, dan Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia. Pertemuan itu untuk mendapatkan perspektif semua stakeholders.

"Komisi IX kembali mengingatkan kepada Kementerian Kesehatan untuk segera menyerahkan hasil evaluasi dan kajian terhadap Program Internship Dokter Indonesia paling lambat pada 26 Mei 2013," jelas Nova.

Ia menegaskan, rapat itu juga membahas bantuan bagi dokter internship yang sedang menjalani program internship. Terlepas dari hasil evaluasi dan kajian Kementerian Kesehatan, mereka pun harus tetap diperhatikan kualitas hidupnya.

"Peningkatan kualitas hidup dokter internship diharapkan dapat pula meningkatkan profesionalisme, kemandirian, dan kemahiran mereka," jelas dia.

Karena itu, Komisi IX mendukung upaya Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan Bantuan Biaya Hidup Dokter Internship, dari semula Rp 1,2 juta per orang per bulan, menjadi Rp 2,5 juta per orang per bulan.

"Saya dan seluruh anggota Komisi IX akan berjuang maksimal untuk memastikan ketersediaan alokasi anggaran yang dibutuhkan tersebut di dalam APBN-P 2013," tukas Nova. (Adi/*)

(source: news.liputan6.com)

 

  • angka jitu
  • togel 4d
  • agen togel
  • slot 4d
  • bandar toto 4d
  • togel 4d
  • togel online
  • rajabandot
  • slot gacor
  • toto macau
  • toto macau
  • situs toto
  • situs slot
  • rtp live slot
  • toto slot
  • bandar slot
  • toto macau
  • bandar togel online
  • togel online
  • togel sdy
  • togel online
  • toto macau
  • hongkong lotto
  • hongkong lotto
  • situs slot
  • slot gacor
  • bandar slot 4d
  • bandar slot
  • bandar slot gacor
  • bandar slot gacor
  • bandar togel 4d
  • wengtoto
  • toto hk
  • slot dana
  • hk lotto
  • toto sdy
  • slot gacor
  • slot 5000
  • toto slot
  • toto macau
  • slot thailand
  • slot gacor
  • togel sidney
  • live draw sgp
  • Bandar Slot
  • bandar slot gacor
  • toto slot
  • slot qris
  • slot toto 4d
  • Toto Togel 4D
  • sdy lotto
  • bola gacor
  • toto hongkong
  • toto slot
  • slot 5000
  • slot 5000
  • toto togel
  • slot 5000
  • slot 5000
  • slot 5000
  • situs toto
  • toto macau
  • slot 5000
  • toto slot
  • bandar togel
  • slot 5000
  • BATASRAJABANDOT
  • slot 777
  • slot gacor
  • slot gacor
  • Bandar Slot
  • Situs Slot
  • Bandar Slot
  • Slot Gacor
  • situs slot
  • situs slot
  • Situs Slot Gacor
  • Bandar Situs Slot Gacor
  • bokep
  • Slot Demo
  • situs togel
  • permainan slot
  • dewa slot
  • agent slot
  • slot toto
  • slot gacor
  • toto slot
  • toto slot
  • slot gacor
  • slot gacor
  • https://heylink.me/iblbettotoslot
  • slot88
  • situs toto
  • polototo
  • togel online
  • slot 5000
  • scatter hitam
  • slot online
  • slot online
  • slot gacor
  • situs toto
  • agen slot 5000