Menkes ikut pimpin konferensi antimicrobial
Menteri Kesehatan RI Dr Nafsiah Mboi bersama dua menteri dari Belanda secara bersama telah sukses memimpin (co-chair) Pertemuan Ministerial Conference on Antimicrobial Resistence di Den Haag pada 25-26 juni 2014.
Dua pejabat dari Belanda tersebut adalah Menteri Kesehatan, Kesejahteraan dan Olah Raga, Edith Schippers, serta Menteri Pertanian, Sharon Dijksma, kata Sekretaris I Pensosbud KBRI Denhaag, Danang Waskito kepada Antara, Sabtu (28/6).
Dijelaskan bahwa Menkes RI memimpin delegasi yang terdiri dari pejabat Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertanian.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda, Retno Marsudi, juga hadir dalam Konferensi tersebut.
Dalam sambutannya, Menkes RI antara lain menyampaikan bahwa Indonesia dan Belanda telah memulai kerja sama bilateral dalam penelitian obat-obatan antimicrobial sejak tahun 2000.
Isu pesatnya perkembangan pathogen (bakteria, virus dan parasit penyebab penyakit) yang tahan terhadap obat-obatan antibiotik memerlukan penanganan bersama secara global.
Digarisbawahi pentingnya untuk mempercepat dan mendorong lebih lanjut kerja sama internasional dalam masalah antimicrobial resistance.
Menkes Nafsiah Mboi mengharapkan political will akan dapat digalang melalui Konferensi tersebut.
Menkes juga bertindak memandu sesi interaktif mengenai pencegahan infeksi serta penggunaan dan strategi obat-obatan antimicrobial serta sesi mengenai kesehatan hewan dan kaitannya dengan kesehatan manusia.
Ministerial Conference on Antimicrobial Resistance diselenggarakan Pemerintah Belanda bekerja sama dengan WHO dan FAO serta ditujukan untuk menjalin kerja sama antarnegara, antara publik dan swasta serta antara berbagai sektor guna penanganan antimicrobial resistance.
Hasil dari Konferensi ini akan menjadi bahan masukan bagi perumusan global action plan mengenai antimicrobial resistance.
Konferensi dihadiri oleh wakil dari 30 negara dan 5 organisasi internasional World Health Organization, Food and Agriculture Organization, World Organization of Animal Health, Bank Dunia dan Uni Eropa.
sumber: www.antaranews.com