Layanan Kesehatan e-Health Sulit Diterapkan di RI, Ini Penyebabnya
Untuk bisa menerapkan teknologi di segala bidang, khususnya kesehatan, memang tidak mudah. Meski banyak rumah sakit yang mau menerapkan e-Health namun kendala justru datang dari dalam industri itu sendiri.
Menurut Ketua e-Indonesia Initiatives Forum, Prof. Suhono Harso Supangkat, penerapan e-health masih terkendala adanya jarak atau 'dinding penghalang' antarpemain di ranah ini. Selain itu, tidak dipungkiri jika dalam penerapannya, e-health juga butuh interoperabilitas yang mumpuni serta pembangunan arsitektur yang jelas.
"Sekat-sekat antarpemain di e-health membuatnya menjadi tidak efisien. Padahal sangat perlu untuk bisa saling berhubungan satu sama lain. Ini akan menjadi hal yang fundamental dalam menerapkan e-health dan keberlangsungannya ke depan," ujar Suhono melalui keterangan resminya hari ini, Kamis 5 Juni 2014.
Di antara ketiga kendala itu, lanjut Suhono, interoperabilitas dan arsitektur merupakan yang paling penting. Pasalnya, interoperabilitas merupakan sifat dari teknologi informasi, sedangkan arsitektur merupakan hal yang dapat membuat kejelasan hubungan antarkomponen di stakeholder, teknologi, sumber daya manusia, dan prosesnya.
"Jika tidak bisa saling berkomunikasi maka tidak bisa kita saling memahami secara nyata," tegasnya.
Menurut Suhono, hal ini juga merupakan alasan untuk mendorong adanya arsitektur yang jelas untuk e-health. Meski kendalanya cukup besar namun ia yakin hal ini mungkin dilakukan.
"Banyak inisiatif terkait pembangunan e-Health, baik yang personal, mobile hingga berbasis web tengah dikembangkan pelaku usaha tetapi persoalannya referensi dan interoperabilitas tetap akan menjadi isu utama agar inisisasi-inisiasi bisa berjalan lebih efisien, efektif dan murah," katanya.
Komputasi Awan
Suhono pun menambahkan bahwa e-health juga membutuhkan suatu Focus Group dari stake holder kesehatan untuk membangun strategi nasional pembangunan e-health secara terkoordir. Forum ini diharapkan dapat memberikan masukan berupa strategi atau peta jalan e-health nasional sehingga menjadi lebih mudah untuk diikuti stakeholder.
"Focus Group dimaksudkan agar jelas arah pembangunan e-health nasional. Selain itu, bisnis model dan teknologi cloud computing juga menjadi hal penting dalam menuju sistem layanan berorientasi pasien. Tidak ketinggalan pembangunan kesehatan berbasis teknologi harus diperhatikan untuk membantu di daerah masyarakat kurang mampu,"pungkasnya.
Vendor lokal dan global telah mendukung penerapan e-health ini di Indonesia. Baik dari sisi teknologi maupun perangkat. (ren)
sumber: teknologi.news.viva.co.id