Studi: Iklan Rokok Terpampang di 85% Sekolah di Indonesia

Yayasan Lentera Anak Indonesia (LAI), Smoke Free Agents (SFA), dan Yayasan Pengembangan Media Anak (YPMA) menyimpulkan, iklan-iklan produk rokok bertebaran pada 85 persen sekolah di Indonesia. Selain itu, iklan rokok yang ditempel di papan atau spanduk dekat sekolah terlihat di 40 persen sekolah yang disurvei.

"Dari hasil pemantauan tersebut ditemukan, iklan griya luar terdapat pada wilayah sekitar di satu dari setiap tiga (32 persen) sekolah yang dipantau. Kemudian, 85 persen sekolah yang dipantau, di area sekitarnya terdapat iklan rokok di tempat penjualan. Lalu iklan rokok yang melekat di papan atau spanduk nama toko tampak pada area sekitar di 40 persen sekolah yang dipantau," papar peneliti sekaligus dosen di Departemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI), Hendriyani, pada jumpa pers "Serangan Iklan Rokok di Sekitar Sekolah" di Jakarta, Senin (15/6).

Pemantauan terhadap iklan dan promosi rokok di sekitar sekolah dilakukan pada Januari- Maret 2015. Penelitian difokuskan pada 360 sekolah di lima kota, yakni DKI Jakarta (166), Bandung (64), Makassar (49), Mataram (55), dan Padang (26).

Sekolah yang diamati terdiri dari SD, SMP sampai SMA/SMK.

Pesan industri rokok yang diamati berupa iklan dan promosi yang terlihat di pintu gerbang sekolah atau ditempatkan di sekitar sekolah, yakni seperti iklan griya luar, iklan pada tempat penjualan (warung, toko atau mini market) dan promosi (seperti, diskon, harga rokok secara batangan dan pembelian berhadiah).

Menurut Hendriyani, berdasarkan data LAI pada 2012 menunjukkan, 70 persen remaja mengaku mulai merokok karena terpengaruh iklan.

"Sebanyak 77 persen remaja mengaku, iklan membuat mereka terus merokok. Sebanyak 57 persen mengaku mereka tidak jadi berhenti merokok, karena iklan," imbuh Hendriyani.

Melihat kondisi ini, maka tim peneliti merekomendasikan agar pemerintah lokal dan nasional melarang secara total segala bentuk iklan, promosi dan sponsor rokok.

"Selain itu, komunitas sekolah, seperti kepala sekolah, guru, siswa, orangtua siswa dan komunitas di sekitar sekolah, agar bergerak untuk membersihkan lingkungan sekolah dar iklan, promosi dan sponsor rokok," tandasnya.

sumber: http://www.beritasatu.com/

 

Kemenkes Luncurkan Faralkes Online

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan sistem baru dalam pengelolaan perizinan farmasi dan alat kesehatan. Peluncuran farmasi dan alat kesehatan (faralkes) online tersebut dilakukan Menkes Nila FA Moeloek, di Jakarta, Selasa (16/6).

Menkes menjelaskan, sistem pengelolaan perizinan yang transparan sangat penting di era penyenggaraan pemerintah yang bersih dan bebas KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme). Untuk itu, diperlukan konsistensi, efisien, akurasi, simplisitas dan koordinasi lintas sektor.

"Kami butuh dukungan bersama agar sistem ini bisa bekerja baik," ucap menkes.

Faralkes yang diluncurkan hari ini, disebutkan, track and trace system e-regalkes, satu sistem pembayaran dengan metode e-payment. Selain, pelayanan surat keterangan secara online atau disebut e-suka.

"Melalui sistem track and trace e-regalkes, tahapan proses evaluasi sertifikasi/perizinan bisa dilacak dan ditelusuri," ujar Nila.

Sistem itu, lanjut Menkes, terkoneksi dengan portal Indonesia National Single Window (INSW) yang akan memfasilitasi perdagangan baik ekspor maupub impor. Dengan demikian, pemohon dapat memantau proses perizinannya sesuai janji layanan.

Ditambahkan, melalui e-payment maka pembayaran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dilakukan secara online yang terkoneksi dengan sistem informasi PNBP Online (Simponi) milik Kementerian Keuangan.

"Kementerian Kesehatan merupakan K/L pertama yang menerapkan e-payment," kata dokter spesialis mata tersebut.

Tentang e-Suka, Menkes menjelaskan, sistem pelayanan surat keterangan yang dilakukan secara online. Hal itu diterapkan guna mempercepat waktu layanan. Surat keterangan itu dibutuhkan untuk mendukung proses ekspor-impor alat kesehatan dan perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT) tertentu.

Menkes menambahkan, Kemenkes sejak 2010 telah membentuk Unit Layanan Terpadu (ULT) yang menghimpun seluruh pelayanan publik yang ada.

Layanan publik yang dilayani dalam bidang alat kesehatan dan PKRT antara lain izin penyalur alat kesehatan, izin produksi alat kesehatan dan PKRT, izin edar alat kesehatan dan PKRT, pemberian certificate of free sales (CFS) dan surat keterangan alat kesehatan dan PKRT. (TW)

{jcomments on}

Iklan Susu Fomula Membodohi dan Melewai Batas Etika

Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Mia Sutanto menilai keberadaan iklan susu formula di Tanah Air saat ini sudah melewati batas etika.

"Kehadiran iklan susu formula hari ini cenderung membodohi, yang sebelumnya pasarnya tidak ada malah sekarang menciptakan pasar," kata Mia di Padang, Minggu (14/6).

Ia menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara dalam talkshow dan peresmian AIMI Sumbar dengan tema ASI Investasi Menuju Generasi Minangkabau Berprestasi.

Menurut dia dengan gencarnya iklan susu formula melalui berbagai media menjadi penghalang utama untuk mewujudkan program pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif.

Sejalan dengan itu Ketua AIMI Sumbar Ria Oktorina mengaku prihatin atas gencarnya iklan susu formula di berbagai media massa yang dikhawatirkan akan merusak cara pandang masyarakat terhadap pemberian ASI ekslusif.

"Iklan susu formula dikemas semenarik mungkin sehingga muncul pandangan jika diberikan kepada bayi maka akan terpenuhi semua nutrisi yang dibutuhkan dan anak menjadi cerdas," kata dia.

Ia mengatakan, tidak memusuhi susu formula namun realitas yang ada di masyarakat pemahaman dan kesadaran terhadap pemberian ASI ekslusif kepada bayi masih rendah. Jika iklan susu formula demikian masif maka akan semakin membuat pemberian ASI ekslusif kepada bayi menjadi berkurang, kata dia.

Sementara, pendiri Sentra Laktasi Indonesia, dr Utami Roesli mengatakan hanya di Indonesia ada iklan susu yang bermacam-macam mulai susu untuk anak satu tahun, dua tahun, empat tahun, susu langsing, susu untuk berotot, susu ibu hamil dan menyusui.

"Bahkan ada susu untuk perempuan berjilbab, hingga susu untuk orang naik haji, mengapa kita harus dibodoh-bodohi seperti itu," kata dia.

Ia memastikan ibu menyusui tidak memerlukan susu khusus karena belajar dari hewan yang menyusui tidak ada diantara mereka yang minum susu.

Menurut dia ASI adalah minuman terbaik untuk bayi yang tidak ada tandingannya.

sumber: http://www.beritasatu.com/

 

Menkes Bantah Ada Kasus MERS di Indonesia

Menteri Kesehatan Indonesia Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek SpM (K) membantah adanya kasus MERS di Indonesia. Tetapi ia telah menggalakkan sosialisasi hidup sehat dan meminta seluruh warga yang merasa kesehatannya memburuk sekembalinya dari negara-negara Timur Tengah untuk waspada dan memeriksakan kesehatan mereka.

Sebuah rumah sakit khusus infeksi juga telah ditunjuk sebagai rujukan menangani orang-orang yang mungkin tertular MERS.

"Dulu memang pernah ada, tetapi sekarang tidak," demikian penegasan yang disampaikan Menteri Kesehatan Indonesia Nila F. Moeloek ketika dihubungi melalui telepon oleh VOA.

Diakuinya bahwa penyakit yang menular lewat udara ini memang rentan merebak di Indonesia karena banyaknya warga yang melakukan ibadah umroh dan haji, atau pulang kampung setelah masa kerja sebagai pekerja migran di negara-negara Timur Tengah habis. Itulah sebabnya kini Departemen Kesehatan kembali menggalakkan kampanye pola hidup sehat lewat media cetak dan elektronik, serta memasang poster-poster di bandara dan pelabuhan utama.

"Ini kan penyakit yang berasal dari Timur Tengah, dan warga kita banyak yang naik haji dan umroh dan sebagainya, sehingga membuat kita khawatir. Mereka yang pulang haji atau umroh masuk dari pelabuhan atau bandara tertentu, kita sudah semakin lebih hati-hati melakukan pengawasan. Kita berulangkali umumkan dan minta mereka yang memiliki suhu tubuh di atas rata-rata sepulangnya dari negara-negara itu untuk segera diperiksa dan diobservasi kesehatannya. Kami juga sosialisasikan kembali pola hidup bersih misalnya rajin-rajin mencuci tangan, jika daya tahan tubuh turun maka harus hati-hati dan berdiam di rumah saja, jika kita flu mohon gunakan masker atau penutup wajah, dan jika terpaksa sekali harus ke rumah sakit yaa tidak usah dekat-dekat dengan orang yang sedang sakit, terutama jika positif MERS," paparnya.

MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau penyakit virus pernafasan akut Timur Tengah ini merupakan jenis baru penyakit akibat virus "corona" jenis baru yang pertama kali dilaporkan terjadi di Arab Saudi bulan September 2012.

Hampir serupa dengan SARS atau sindrom pernafasan akut yang pernah merebak di kawasan Asia tahun 2003, MERS juga menyerang saluran pernafasan, dengan gejala demam, batuk dan sesak nafas akut yang jika tidak tertolong akan berakhir dengan kematian. Sejauh ini semua kasus MERS dikaitkan dengan negara-negara di dekat Semenanjung Arab. Tetapi kini kasus MERS juga ditemukan di Korea Selatan.

Hingga laporan ini disusun sudah ada 87 kasus MERS di Korea Selatan, termasuk enam pasien yang meninggal dunia. Mengingat penularan MERS yang lebih cepat dan sulit dideteksi – yaitu lewat udara – pemerintah Korea Selatan telah melakukan karantina terhadap lebih dari dua ribu orang yang diketahui pernah berhubungan dengan ke-87 pasien tersebut. Mereka baru dinyatakan bebas MERS jika berhasil melalui masa inkubasi 14 hari tanpa gejala penularan.

Hari Senin (8/6) ini lebih dari dua ribu sekolah ditutup dan ratusan acara – termasuk darmawisata sekolah dan kompetisi olahraga menjelang akhir tahun ajaran sekolah – dibatalkan. Pemerintah Korea Selatan juga mengumumkan enam rumah sakit rujukan dan 24 klinik khusus MERS. Sementara WHO mengirim tim-nya ke Korea Selatan untuk membantu mengatasi penyebaran wabah lebih jauh.

Indonesia – menurut Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek – juga telah mempersiapkan rumah sakit khusus penyakit infeksi RSPI Sulianti Saroso di daerah Sunter Jakarta Utara sebagai rumah sakit rujukan penyakit MERS. Rumah sakit ini juga memiliki laboratorium khusus dan unit karantina.

"Sudah disiapkan rumah sakit khusus infeksi – RSPI Sulianti Saroso. Jika memang ada maka pasien akan dirujuk dan diperiksa disana. Kita juga ada BCLT – semacam laboratorium khusus virus. Sebenarnya virus ini tidak mudah menular antar manusia dan bisa ditangani segera begitu diketahui," ujar Nila.

Tetapi Nila F. Moeloek juga meminta masyarakat tidak panik karena kunci pemberantasan penyakit mudah menular sejenis MERS ini sesungguhnya ada pada pola hidup sehat. Mencuci tangan, tinggal di rumah jika sakit dan menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah, serta segera ke rumah sakit jika mengalami gejala demam dan batuk pilek parah yang tidak sembuh dengan penanganan biasa. Terlebih jika baru kembali dari perjalanan ke Timur Tengah atau berhubungan dengan orang-orang yang baru kembali dari Timur Tengah.(voa/A-147)***

sumber; http://www.pikiran-rakyat.com/

 

MERS Mengganas di Korsel, RI Keluarkan Travel Advice

Wabah virus MERS yang mengganas di Korea Selatan (Korsel), membuat Pemerintah Indonesia mengeluarkan travel advice bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan pergi ke Korsel. Kebijakan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, Senin (8/6/2015).

"Kita sudah mengeluarkan travel advice, kita juga sudah bicara dengan Ibu Menteri Kesehatan," kata Retno usai membuka seminar internasional bertajuk "International Workshop on Democracy and Innovation in Good Governance" di Jakarta.

"Jadi, kita hanya berikan advice mengenai situasinya, ini detail, kemudian jika lihat situs Kemlu, ada link-nya dengan Kementerian Kesehatan. Karena yang lebih berwenang menyampaikan hal mengenai MERS adalah Kemenkes, dan saya sudah bekerja sama dengan Ibu Menteri Kesehatan soal hal ini," lanjut Menlu Retno.

Ketika diminta menjelaskan detail perihal isi travel adivice, Retno mencontohkan soal wilayah-wilayah mana saja yang terdampak virus mematikan itu. Dia menyarankan kepada WNI di Korsel untuk selalu berhati-hati. Retno menyatakan, rincian detail soal travel advice bisa ditanyakan ke Kemenkes.

Retno enggan berspekulasi apakah status travel advice ini bisa meningkat menjadi travel warning. "Kita lihat perkembangannya seperti apa," imbuh Menlu perempuan pertama Indonesia itu.

source: http://international.sindonews.com/

 

Pelayanan Kesehatan dari Pinggir ke Tengah

KEBUTUHAN untuk hidup sehat dan layak adalah hak dasar setiap orang yang dijamin oleh Undang-undang tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, mestinya semua orang bisa dengan mudah mengakses pelayanan kesehatan bila dibutuhkan, tanpa harus bersusah payah. Namun itu masih merupakan cita-cita dan hanya sekadar harapan bagi sebagian orang. Bagi sebagian mereka, pelayanan kesehatan yang layak masihlah sebuah komoditi yang mewah dan eksklusif, yang sulit untuk didapat.

Layak dalam artian layak perlakuan, layak biaya, layak jarak dan waktu tempuh, layak mendapat keterangan yang sebenarnya tentang penyakit yang dialami, obat yang layak, waktu tunggu dan ruang tunggu yang layak, perawatan dan ruang rawat yang layak, suara petugas yang layak dan berbagai macam layak lainnya.

Pola pelayanan kesehatan kita hampir tidak berubah dari tahun ke tahun.Petugas hanya menunggu kedatangan pasien di poliklinik-poliklinik dan ruang rawat yang ada di puskesmas dan rumah sakit. Kalaupun ada yang turun langsung ke masyarakat, mereka adalah petugas penyuluh kesehatan (promkes) dan bidan desa untuk kegiatan posyandu dan imunisasi setiap bulannya.

Pola pelayanan seperti ini tentu sudah tidak memadai lagi. Masyarakat butuh sesuatu yang lebih. Pola pelayanan "tunggu bola" sudah saatnya kita tinggalkan, bahkan "jemput bola" pun sudah tidak bisa menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat saat ini. Metode pelayanan "rebut bola", "rampas bola" harus dilakukan untuk memberi sesuatu yang lebih kepada masyarakat.

Uang berlimpah, transportasi seperti mobil puskesmas keliling (Pusling), sepeda motor dinas bukan barang langka lagi di Puskesmas-puskesmas. Ada Puskesmas yang mempunyai tiga sampai empat unit mobil Pusling dan mayoritas petugas yang memegang program mendapat motor dinas. Ini tentunya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dan tidak hanya menjadi sarana transportasi petugas dari rumah ke tempat kerja saja.
Para pengambil kebijakan (policy maker) sudah harus mulai berpikir lebih dan bertindak lebih. Cukup sudah menjadi yang biasa-biasa saja. Kalau selama ini masyarakat baru bisa mendapatkan pelayanan dokter spesialis hanya di rumah sakit kabupaten dan provinsi, mengapa kita tidak pernah berpikir untuk mendekatkan akses itu ke mereka?

Tidak sulit

Sepertinya tidak terlalu sulit untuk membuat kunjungan dokter spesialis ke puskesmas-puskemas pinggiran setiap satu bulan sekali secara berkala. Setidaknya empat dokter spesialis dasar saja, spesialis anak, obgin, bedah, dan internist. Percaya atau tidak ini akan memberi efek penurunan angka rujukan yang signifikan dan mengurangi tumpah ruahnya pasien di rumah sakit-rumah sakit rujukan.

Kita akui atau tidak, hampir semua dana yang dialokasikan untuk sektor kesehatan terserap untuk pengobatan (curative), padahal banyak permasalahan kesehatan lainnya yang cukup mendesak dan tidak kalah penting untuk dilakukan dan butuh biaya yang juga tidak kalah banyak. Kalau tetap fokus pada sisi curative berapa pun biaya yang dialokasikan tetap akan terserap dan malah tidak akan mencukupi. Harus lebih banyak lagi ruang dan anggaran yang dialokasikan untuk upaya promosi kesehatan.

Pola penyakit sudah bergeser. Sebagai sebuah negara berkembang yang sedang beranjak maju seperti Indonesia trend penyakit juga sudah bergeser dari penyakit infeksi/menular (communicable disease) ke penyakit tidak menular (non communicable disease) yang justru lebih berbahaya dan mematikan serta berbiaya tinggi. Apa yang harus kita lakukan? Membekali masyarakat dengan berbagai pengetahuan tentang pola hidup sehat sejak dini secara intens dan terstruktur agar bisamemilih dan memilah apa yang boleh dan apa yang tidak untuk kesehatan mereka.

Untuk itu dibutuhkan tenaga-tenaga penyuluh kesehatan yang lebih banyak dan handal. Tinggal di desa berbaur dengan masyarakat. Diberikan fasilitas tempat tinggal, transport dan penghasilan yang layak untuk menunjang tugasnya. Cukup berpendidikan Ahli Madya (akademi) dengan konsentrasi kesmas biar lebih fokus. Penyuluh kesehatan dengan basic sarjana kurang efektif untuk jangka panjang. Setelah sekali kenaikan pangkat mereka mulai berpikir untuk menjadi kepala puskesmas atau kepala seksi di dinas kesehatan.

Satu desa minimal seorang penyuluh. Mereka akan dievaluasi secara berkala dan terus akan ditambah pengetahuan dan diasah kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan berjenjang dan berkala. Kedengarannya sederhana. Tetapi bila dilakukan dengan benar ini akan efektif menurunkan kasus-kasus penyakit yang secara otomatis juga menurunkan biaya pelayanan kesehatan menjadi jauh lebih murah ke depannya.

Bila ada program bidan di desa, tentunya bukan suatu hal yang mustahil dan berlebihan bila kemudian ada program penyuluh kesehatan di desa, perawat di desa dan bahkan dokter di desa. Bila program tersebut belum terakomodir dalam bentuk Undang-undang atau Permenkes, bisa dipayungi dengan pergub/perbup dan atau peraturan wali kota. Tidak cukup hanya memberi raskin dan rawatan gratis kelas III kepada masyarakat yang sesungguhnya pemilik dari semua anggaran itu berasal.

Jumlah dokter spesialis jangan dibatasi. Selama ini pengadaan dokter spesialis seperti kartel, dibatasi jumlahnya. Kepala-kepala Unit Pelayanan Fungsional (UPF) di rumah sakit seperti raja-raja kecil yang mempunyai wewenang untuk menolak atau menerima spesialis yang mau masuk ke UPF-nya. Logikanya semakin banyak spesialis semakin mudah pula masyarakat mengakses pelayanannya. Stop mengondisikan eksklusivitas jasa spesialis.

Membuat regulasi

Pemerintah harus membuat regulasi agar masyarakat mendapatkan sesuatu yang menjadi haknya. Ke depan pemerintah sudah harus mulai berpikir dan merencanakan agar para dokter dan dokter spesialis yang memilih berkarir di jalur PNS agar tidak dibolehkan lagi melakukan praktik private atau swasta.

Pemerintah harus sudah mulai menghitung-hitung jumlah penghasilan yang layak diberikan kepada mereka selaku profesional agar tetap fokus di tempat tugasnya dan tidak perlu mencari tambahan di tempat lain. Ini akan jauh lebih menguntungkan semua pihak bila direncanakan dengan matang dan diimplementasikan dengan arif. Tidak akan ada lagi perbedaan kualitas senyum dari seorang dokter yang sama di tempat yang berbeda.
Tidak ada masalah lagi bila kemudian para spesialis (empat spesialis dasar) ditempatkan di puskesmas-puskesmas karena pemerintah sudah menjamin kelayakan penghasilan mereka. Indahnya bila suatu ketika ini bisa terwujud. Akses pelayanan kesehatan begitu dekat dan nyata dengan masyarakat. Ada dokter di setiap desa, ada bidan, ada perawat ada penyuluh dan ada dokter spesialis di puskesmas-puskesmas kecamatan.

Saat ini mungkin terdengar lebay dan tidak mungkin. Tetapi itikat baik dan keyakinan diiringi perencanaan yang matang dan tekat yang kuat dari seluruh masyarakat dan pengambil kebijakan untuk mewujudkannya akan membuat hal ini menjadi kenyataan di suatu ketika. Bukankah orang bisa sampai ke bulan karena benar-benar yakin bahwa bulan itu bisa ditaklukkan? Bukankan sekian puluh tahun yang lalu itu juga terdengar sangat mustahil? Mengangkat kedua kaki secara bersamaan saja manusia tidak bisa bagaimana caranya bisa sampai ke bulan?

Upaya tersebut bisa kita wujudkan dengan memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal. Ibarat dua sisi dari satu keping mata uang maka bagaimana caranya agar masyarakat bisa mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan mudah, dan petugas kesehatan juga mendapat penghasilan yang layak untuk menyejahterakan diri dan keluarganya. Marilah berhenti meminggirkan mereka-mereka yang di pinggiran. Marilah kita mulai dari sana. Maka lambat-laun segalanya akan membaik. Semoga!

Yusri Adam, SKM, MPH., Pemerhati masalah kesehatan. Saat ini bekerja sebagai Staf Teknis di Sekretariat Staf Ahli Menteri Kesehatan RI, berdomisili di Jakarta. Email :This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. dan This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

sumber: http://aceh.tribunnews.com

 

Papua Jadi Sentra Pelayanan Kesehatan Saraf di Indonesia Timur

World Health Organization (WHO) sepakat bekerja sama dengan Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) untuk mengembangkan pelayanan pengobatan saraf untuk Indonesia Bagian Timur, khususnya Papua.

Kesepakatan itu dilakukan, setelah tim ahli bedah saraf Indonesia dipimpin oleh Ketua Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (Perspebsi) Prof. Dr. Endro Basuki, Sp.BS (K), M. Kes melakukan pertemuan dengan Kepala Perwakilan WHO untuk Indonesia, Dr Khamchit Limpakarnjanarat di kantor perwakilan WHO gedung Kementrian Kesehatan, Jakarta, Jumat (30/5).

Dua dokter ahli bedah saraf dari Brain and Spine Centre (BSC) Surabaya, masing-masing dr Sofyanto, Sp.BS dan Dr Agus Anab, Sp.BS yang mengikuti pertemuan itu menjawab Tribun, menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya WHO mengundang ahli bedah saraf Indonesia dalam kerangka untuk mengembangkan pelayanan saraf di Indonesia, khususnya Indonesia Timur.

"Dalam pertemuan itu, WHO menyatakan akan mendukung upaya pelayanan medis saraf di Indonesia timur. Untuk Indonesia timur akan dipusatkan di Papua," kata Dokter Agus Anab. Dengan bantuan WHO pula, ahli bedah saraf Indonesia akan memberikan pelayanan di Papua.
"Tentu ini semua akan di bawah naungan Kementrian Kesehatan. WHO memberi support agar pelayanan bedah saraf dan penanganan saraf bisa di Indonesia timur, karena memang selama ini pelayanan bedah saraf di Indonesia sangat kurang.

Dalam presentasi di depan perwakilan WHO di Jakarta, Dokter Endro Basuki menyatakan bahwa jumlah ahli bedah saraf di Indonesia memang kecil, yaitu 280 orang saja harus melayani sebanyak 247 juta penduduk Indonesia.

"Disebutkan perbandingan antara ahli bedah saraf dengan penduduk Indonesia adalah 1:1.000.000. Jadi sangat kecil sekali," kata Dokter Endro. Dari 280 ahli bedah saraf Indonesia yang ada terbanyak ada di Jakarta, yaitu 80 orang. Sisanya baru tersebar di seluruh Indonesia.

Persoalannya, tak satu pun dokter bedah saraf Indonesia berpraktik di Indonesia Timur, khususnya Papua. "Ini yang menjadi tantangan Perspebsi di masa mendatang," kata Endro menegaskan.

Bandingkan dengan Jepang, negeri Sakura itu mempunyai 6.000 dokter ahli bedah saraf dengan jumlah penduduk 128 juta jiwa, dengan perbandingan 1:21.000 (satu dokter melayani 21.000 jiwa). Sedangkan Amerika Serikat memliki 5.000 dokter ahli bedah saraf untuk melayani 389 juta jiwa, dengan perbandingan 1:65.000 (sat dokter bedah saraf untuk 65.000 jiwa).

Kini Perspebsi bertanggung jawab untuk mengembangkan tenaga ahli bedah di Indonesia yang belajar di beberapa pusat pendidikan bedah saraf di Unibersitas Indonesia (1971), Universitas Padjajaran Bandung (1980), Universitas Airlangga (1983), Universitas Sumatera Utara (2010), Universitas Gajah Mada (2011).

"Sampai saat UGM belum melahirkan ahli bedah saraf, karena pendidikan ini membutuhkan waktu lama," tegas Endro Basuki.
Kelak menyusul Universitas Dipongeoro (Semarang), Universitas Udayana (Denpasar), dan Universitas Hasanuddin (Makassar) membuka jurusan spesialis bedah saraf di Indonesia. (priyo suwarno)

sumber: http://kaltim.tribunnews.com

 

Janganlah Kesehatan Dikaitkan dengan Kesejahteraan Petani Tembakau

Metrotvnews.com, Jakarta: Kementerian Kesehatan bersama dengan Indonesian Conference on Tobacco or Health (ICTOH) menggelar konferensi kedua di Jakarta. Acara ini berbicara mengenai bahaya produk tembakau seperti rokok terhadap kesehatan masyarakat, khususnya generasi muda.

"Penggunaan istilah tobaco or health adalah sengaja, ini untuk melihat apakah kita akan memilih produk tembakau atau kesehatan masyarakat itu sendiri," kata Ketua ICTOH Kartono Mohamad dalam pidato pembukaan di Hotel Kartika Chandra, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (28/5/2015).

Dia menekankan, pelaksanaan konferensi ini untuk memperkuat komitmen pemangku kepentingan untuk tetap aktif menekan bahaya produk tembakau. Dengan pelaksanaan konferensi ini, Kartono tak ingin dianggap memusuhi petani tembakau dan tembakau sebagai tanaman.

"Janganlah isu kesehatan dengan pengendalian tembakau ini dikaitkan dengan kesejahteraan petani tembakau," imbuh dia.

Kartono menyebut, perlawanan industri rokok terhadap upaya pemeliharaan kesehatan ini sangat besar. Kata dia, ada banyak tindakan tercela yang dilakukan industri rokok untuk melawan upaya pengendalian produk rokok ini.

"Kami melihat perlawanan industri rokok dengan kekuatan uang sangat besar, termasuk dengan menyuap pembuat kebijakan dan politisi. Ini tak hanya terjadi di indonesia tapi juga negara lain, tergantung dengan integritas pembuat kebijakan itu," jelas Kartono.

Adapun konferensi ini dihadiri Menteri Kesehatan Nila Moeloek dan Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud. Selain itu, juga hadir pejabat pemerintah, akademisi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, dan peneliti.
OGI

sumber: http://news.metrotvnews.com/

 

  • angka jitu
  • togel 4d
  • agen togel
  • slot 4d
  • bandar toto 4d
  • togel 4d
  • togel online
  • rajabandot
  • slot gacor
  • toto macau
  • toto macau
  • toto macau
  • toto macau
  • situs toto
  • situs slot
  • rtp live slot
  • toto slot
  • bandar slot
  • toto macau
  • bandar togel online
  • togel online
  • togel sdy
  • togel online
  • toto macau
  • hongkong lotto
  • hongkong lotto
  • situs slot
  • slot gacor
  • bandar slot 4d
  • bandar slot
  • bandar slot gacor
  • bandar slot gacor
  • slot dana
  • toto macau
  • bandar togel 4d
  • wengtoto
  • toto hk
  • slot dana
  • hk lotto
  • toto sdy
  • slot gacor
  • slot 5000
  • toto slot
  • toto togel 4D
  • toto macau
  • slot thailand
  • slot gacor
  • togel sidney
  • live draw sgp
  • Bandar Slot
  • bandar slot gacor
  • togel macau
  • toto slot
  • slot qris
  • slot toto 4d
  • Toto Togel 4D
  • sdy lotto
  • bola gacor
  • slot 5000
  • toto hongkong
  • toto slot
  • slot 5000
  • slot 5000
  • toto togel
  • slot 5000
  • slot 5000
  • slot 5000
  • situs toto
  • toto macau
  • BATASRAJABANDOT
  • slot 777
  • slot gacor
  • slot gacor
  • Bandar Slot
  • Situs Slot
  • Bandar Slot
  • Slot Gacor
  • situs slot
  • situs slot
  • Bandar Situs Slot Gacor
  • slot online
  • bokep
  • toto slot
  • Slot Demo
  • situs togel
  • bola slot
  • slot gacor
  • hitam slot
  • permainan slot
  • dewa slot
  • agent slot
  • slot toto
  • slot gacor
  • slot gacor
  • toto slot
  • akun demo slot
  • toto slot
  • slot gacor
  • slot gacor
  • https://heylink.me/iblbettotoslot
  • toto slot
  • slot88
  • situs toto
  • slot 5000