DPR Setujui RUU Pendidikan Kedokteran

Rapat paripurna DPR RI akhirnya menyetujui pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Pendidikan Kedokteran (Dikdok) menjadi undang-undang, yang diharapkan mampu menyelesaikan berbagai persoalan di bidang pendidikan kedokteran.

"Semua fraksi setuju RUU Dikdok ini disahkan sebagai undang-undang, karena itu saya ketok," kata pimpinan rapat paripurna DPR RI Priyobudi Santoso di Senayan Jakarta, Kamis (11/7).

Sebelum disetujui untuk disahkan terjadi perdebatan sengit terkait beberapa klausul antara laian dalam pasal 37, maupun pasal 48. Atas perdebatan tersebut rapat sempat diskorsing untuk dilakukan lobi-lobi dan tercapai kesepakatan.

Sementara dalam pidato pendapat akhir Mendiknas Muhammad Nuh mewakili Presiden RI mengatakan RUU Dikdok ini penting untuk mengatur ketersediaan tenaga kedokteran di seluruh Indonesia.

"Saat ini banyak dokter-dokter terkumpul di kota-kota besar, sementara di daerah-daerah terpencil sangat kekurangan tenaga dokter. Karena itu sangat tepat jika hal itu diatur dalam RUU ini," kata M Nuh.

Selain itu tambah M Nuh menyoroti soal mahalnya biaya pendidikan perlu pengaturan pendidikan kedokteran agar tidak diskriminatif dan ada biaya yang terjangkau.

"RUU Dikdok ini memastikan ada integrasi antara fakultas kedokteran/kedokteran gigi dan juga kebutuhan kedokteran serta biaya pendidikan yang bisa terjangkau," kata M Nuh.

Selain itu tambahnya RUU Dikdok ini juga mengatur standar jaminan mutu pendidikan kedokteran, sampai dengan kompetensi profesi kedokteran.

"Dalam RUU ini juga menyebutkan program intensif untuk penempatan tugas dokter di daerah-daerah harus diakui dan dihitung sebagai masa kerja," kata M Nuh. [Ant/L-8]

sumber:  www.suarapembaruan.com

 

Pabrik-pabrik Rokok Amerika Tutup, di Indonesia Malah Menjamur

Ketua Kaukus Kesehatan DPR, Sumarjati Arjoso meminta perempuan Indonesia untuk tidak merokok dan menghindari penggunaan rokok dalam kehidupan sehari-hari.

"Saya sering miris melihat perempuan-perempuan cantik yang sedang duduk mengobrol di kafe sambil merokok," katanya di Jakarta, Rabu (10/7).

Sumarjati mengatakan sasaran industri rokok saat ini adalah munculnya perokok pemula dari kelompok perempuan dan remaja. Sebagian besar perokok pemula, katanya, dipengaruhi iklan rokok yang atraktif dan menarik.

"Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbesar ketiga di dunia setelah Cina dan India. Di Amerika Serikat, pabrik-pabrik rokok ditutup dan Indonesia malah menerima dengan tangan terbuka investasi pabrik rokok Amerika," tuturnya.

Kongres Wanita Indonesia (Kowani) bekerjasama dengan Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) mengadakan peningkatan kapasitas kepada kelompok perempuan tentang pengendalian tembakau. Pembicara dalam 'capacity building' itu adalah Ketua Umum Kowani, Dewi Motik Pramono, aktivis Komnas PT dr Hakim Sorimuda Pohan dan aktivis Lingkar Studi CSR Indonesia Jalal.

sumber:  www.republika.co.id

 

Kemenkes Segera Distribusikan 500 Ton MP ASI

Jakarta, PKMK. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) segera mendistribusikan makanan pengganti air susu ibu (MP ASI) sebanyak 500 ton ke sejumlah daerah. Kuota untuk tiap daerah mendapatkan 9 ton. Hal itu dijelaskan Supriyantoro, sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI di Jakarta (11/7/2013). Sejumlah barang ataupun program yang lain pun segera didistribusikan. Beberapa diantaranya, 746 buah mesin fogging, 90 buah kendaraan ambulans, 140 set peralatan ASI eksklusif di tempat kerja, 756 set bidan kit, 70 set poned kit. Di samping itu, ada 1.800 ton pemberian makanan tambahan ibu hamil kekurangan energi kronis (PMT bumil KEK), serta 882 ton makanan tambahan untuk program penyediaan makanan tambahan anak sekolah (PMT AS).

Dalam rapat yang dipimpin Irgan Chairil Mahfuz, dari Partai Persatuan Pembangunan, Komisi IX DPR RI telah disetujui pendistribusian program ataupun barang tersebut. Sekaligus, Komisi IX mengesahkan alokasi anggaran Kemenkes setelah adanya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. Itu mencakup anggaran untuk Unit Eselon I Kemenkes, Sekretariat Jenderal Kemenkes, Direktorat Jenderal Bina Gizi Kemenkes, Badan PPSDM Kemenkes, dan lain-lain. Disetujui pula alokasi pemanfaatan anggaran tambahan non-pendidikan senilai Rp 1,9 triliun, alokasi pemanfaatan anggaran reward senilai Rp 22,17 miliar, dan lain-lain. "Kami juga meminta Kemenkes membuat penyesuaian terhadap program dan kegiatan APBNP 2013 sesuai rapat hari ini," ucap Irgan.

 

Wamenkeu: Ekonomi Indonesia Dukung Pelaksanaan Jamkesnas

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mahendra Siregar menyatakan bahwa keadaan ekonomi Indonesia yang makin berimbang siap mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (Jamkesnas) yang akan berlaku per 1 Januari 2014.

"Sebenarnya bagi Indonesia, saat inilah masa yang tepat untuk masuk ke dalam sistem universal health care (layanan kesehatan menyeluruh). Hal itu dilihat dari sisi bonus demografi dan kekuatan ekonomi yang makin berimbang," kata Mahendra di Jakarta, Rabu (10/7).

Pernyataan tersebut dia sampaikan dalam rapat kerja (raker) dengan Menteri Kesehatan, Bappenas, dan Komisi IX DPR RI untuk membahas kesiapan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Menurut Mahendra, kesiapan ekonomi nasional untuk mendukung pelaksanaan Jamkesnas itu terlihat dari kemampuan perekonomian dalam negeri, mulai dari segi produktivitas hingga segi konsumsi.

"Dengan demikian, apa yang kita cita-citakan selama ini untuk memperbaiki kualitas hidup sumber daya manusia di Indonesia melalui layanan kesehatan yang baik dapat tercapai. Tentunya selaras dengan perkembangan ekonomi yang ada," ujarnya.

Namun, kata Wamenkeu, tidak bisa dipungkiri bahwa sistem universal health care bila dilihat dari sisi pengelolaan fiskal, ada yang berhasil dikelola dengan baik oleh suatu negara, tetapi ada juga yang kurang berhasil. "Bahkan, saat ini kita saksikan banyak sistem universal health care yang justru menjadi persoalan tidak terkendali dan menciptakan krisis keungan di berbagai negara," katanya.

Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah dapat mencegah agar Indonesia tidak ikut masuk dalam persoalan fiskal yang berkelanjutan melalui pembatasan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang kemudian akan dialihkan untuk premi jaminan kesehatan.

"Ini juga yang kami pegang bedasarkan raker 13 Maret, ada pengurangan subsidi BBM untuk dialihkan ke anggaran premi penerima bantuan iuran (PBI). Maka, iuran untuk PBI pun meningkat dari Rp 15.500 menjadi Rp 19.225 per bulan," tuturnya.

sumber:  www.republika.co.id

 

Anggaran minim, Kemenkeu pangkas jumlah peserta BPJS kesehatan

Kementerian keuangan memutuskan untuk memangkas jumlah peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan menjadi sebanyak 86,4 juta jiwa. Padahal, DPR-RI meminta jumlah peserta BPJS kesehatan harus sebanyak 96,7 juta jiwa, hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) yang dibuat Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2011.

Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar beralasan, pemangkasan itu dilakukan setelah pihaknya menghitung kemampuan anggaran negara. Selain itu, pemerintah juga telah memiliki program lainnya yang juga bertujuan untuk melindungi dan membantu kehidupan rakyat miskin.

"Ada beban fiskal yang mesti dijaga pemerintah ke depan. Untuk membantu penduduk miskin lainnya, maka ada program-program lain yang dibagi dalam bentuk BLSM dan raskin," ujar dia dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (10/7).

Menurutnya, sebanyak 86,4 juta jiwa itu diambil dari data program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) sehingga lebih tepat untuk diikutsertakan dalam BPJS kesehatan Adapun PPLH yang dilakukan BPS terbagi menjadi tiga kategori, yaitu, penduduk miskin, hampir miskin, dan sangat miskin. "Survey terakhir mencakup 96,7 juta jiwa," katanya.

Anggota Komisi IX Endang Agustini Syarwan Hamid terus meminta penjelasan Kemenkeu yang memangkas jumlah peserta BPJS kesehatan menjadi sebanyak 86,4 juta. "Saya masih perlu jawaban dari Kementerian Keuangan. Padahal data penduduk miskin yang tercatat adalah sebesar 96,7 juta jiwa," kata dia.

sumber:  www.merdeka.com

 

WHO Minta Masyarakat Dunia Gencarkan Perang Lawan Obesitas

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mendesak negara anggota agar melakukan upaya gencar demi memerangi kegemukan dan kelebihan berat agar penyakit yang terkait dengan kondisi ini makin berkurang.

Wakil dari 48 negara dalam konferensi menteri Eropa mengenai gizi dan penyakit tak menular menandatangani Deklarasi Wina dalam pertemuan dua hari.

"Kami menegaskan kembali komitmen kami dalam konteks Eropa dan gagasan global guna memerangi faktor risiko utama bagi penyakit tak menular, terutama makanan tidak sehat dan tidak aktif secara fisik," kata deklarasi tersebut.

Berbagai tindakan yang disarankan meliputi pengurangan konsumsi lemak, gula dan garam pada makanan serta peningkatan kegiatan fisik.

Melalui kegiatan itu kematian pradini akibat penyakit yang tidak menular diharapkan bisa dikurangi sampai 25 persen paling lambat pada 2025.

Menteri Kesehatan Austria Alois Stoger mengatakan ia gembira dengan konferensi tersebut.

"WHO tampil dengan strategis gizi bersama di wilayah Eropa untuk pertama kali dan sekarang terserah negara masing-masing untuk melaksanakannya, sesuatu yang sudah dicapai oleh Austria," katanya seperti dikutip dari Xinhua, Senin (8/7/2013).

Makanan lezat dan bergizi adalah kunci kesehatan yang berkualitas. Namun hari ini, makanan yang buruk, kelebihan berat dan kegemukan menjadi bagian terbesar penyakit tak menular; delapan dari 10 kematian di wilayah Eropa.

Menteri kesehatan, ahli dan wakil masyarakat sipil serta organisasi non-pemerintah bertemu di Wina pada 4-5 Juli 2013 untuk membahas kebijakan mengenai makanan, gizi dan kegiatan fisik untuk menangani masalah penyakit tak menular.

Guna mencapai kesetaraan yang lebih besar, konferensi WHO di Wina membahas kebijakan mengenai penanganan kegemukan yang bersumber dari ketidak-setaraan di masyarakat.

sumber:  health.liputan6.com

 

Total Anggaran Kesehatan 2014 Capai 37 Persen APBN

10julJakarta, PKMK. Total alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) RI untuk keseluruhan sektor kesehatan diperkirakan mencapai 37 persen di tahun 2014 atau senilai Rp 67,5 triliun. Hal ini diungkapkan Mahendra Siregar, Wakil Menteri Keuangan RI, di Jakarta (10/7/2013). Mahendra menjelaskan, anggaran tersebut tidak hanya ada di Kementerian Kesehatan RI yang direncanakan sekitar Rp 25 triliun. Ada pula anggaran subdisi Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan Pengelola Jaminan Sosial Kesehatan sebesar Rp 19-an triliun, anggaran untuk Kementerian Negara RI lain yang masih terkait kesehatan dan lain-lain.

Anggaran senilai Rp 67,5 triliun tersebut masih lebih kecil daripada total subsidi BBM di tahun 2013. "Untuk tahun 2013, subsidi BBM bernilai sekitar Rp 300 triliun," Mahendra mengatakan. Pengurangan subsidi BBM di tahun 2013, dialokasikan kepada kenaikan PBI di tahun 2014. "Jadi, pengurangan subsidi BBM membuat kenaikan PBI dari Rp 15.000-an per orang per bulan menjadi Rp 19.000-an per orang per bulan," kata dia.

Sementara itu, Rancangan Undang-undang Pendidikan Tinggi Kedokteran disahkan di pengambilan keputusan tingkat pertama di Komisi X DPR RI (9/7/2013). "Selanjutnya, RUU Pendidikan Tinggi Kedokteran akan dibawa ke pengambilan keputusan tingkat kedua. Ke Sidang Paripurna DPR RI pekan ini untuk disahkan sebagai undang-undang," kata Pimpinan Sidang, Syamsul Bachri. Adapun Menteri Pendidikan Nasional RI, Muhammad Nuh, mengatakan bahwa regulasi teknis dari Undang-undang Pendidikan Tinggi Kedokteran akan dibuat secepat mungkin. Selambatnya satu tahun setelah undang-undang itu disahkan, Peraturan Menteri-nya akan sudah ada," kata Menteri Muhammad Nuh.

 

Industri Rokok Sponsori RUU Pertembakauan

USIANYA memang tak muda lagi, namun semangatnya masih terlihat kuat. Dokter kelahiran Batang, Jawa Tengah, 13 Juli 1939 itu, bernama Kartono Mohamad, cukup dikenal di kalangan dunia aktivis.

Setelah tak lagi menjadi Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bukan berarti Kartono pensiun. Justru kegiatannya semakin padat. Kini, Kartono yang dikenal hobi menulis ini, sibuk dengan dunia lamanya, yakni aktivis.

Satu lagi yang tak berubah dari Kartono adalah kepeduliannya dalam bidang kesehatan. Terutama perang terhadap industri rokok yang dinilai mengancam masa depan generasi muda.

Saat ditemui Iwan Purwantono dari InilahREVIEW di kantor Indonesia Tobacco Control Network di Jalan Benda, Jakarta Selatan, Rabu pekan lalu, dia menjelaskan banyak hal soal industri rokok.

Kini, Kartono menjabat Dewan Penasehat Komnas Pengendalian Tembakau. Dia juga tercatat sebagai Ketua Indonesia Tobacco Control Network. Berikut petikan wawancara dengan Kartono:

Tentang pembahasan RUU Pertembakauan yang saat ini sedang dibahas di DPR, bagaimana Anda melihatnya? Kabarnya ada dugaan kongkalikong. Menurut Anda seperti apa?

Kami pernah melaporkan ke BK (Badan Kehormatan) DPR tentang RUU Pertembakauan. Kami punya keyakinan, RUU tersebut disponsori industri rokok. Agar bisa tembus ke DPR, mereka (industri rokok) menggunakan jasa front liner---istilah untuk broker alias calo.

Di mana letak keanehannya?

Menurut prosedur, masuknya RUU Pertembakauan, sangat tak lazim. Berdasarkan undang-undang yang berlaku di parlemen, tiap usulan RUU yang akan dibahas, harus dilengkapi dengan naskah akademik. Setelah ada naskah akademik, barulah disusun RUU untuk dibahas di DPR.

Apakah Anda punya bukti tentang adanya sponsor dalam proses pengajuan RUU Pertembakauan?

Tentu saja. Kami berani mempertanggungjawabkan. Kami punya bukti-bukti. Setidaknya indikasinya cukup kuat. Kalau tidak ada, kami tidak akan menduga-duga dong. Usulan RUU Pertembakauan masuk pada Desember 2012. Tanpa ada naskah akademik, kok Baleg (Badan Legislatif) DPR meloloskan begitu saja. Bahkan dimasukkan dalam Prolegnas (program legislasi nasional). Prosesnya begitu cepat dan kilat sekali.

Sebelumnya, Dr Hakim dari Komnas Pengendalian Tembakau mengusulkan RUU Pengendalian Tembakau. Namun dimatikan. Muncullah RUU Pertembakauan. Artinya apa, masuknya RUU Pertembakauan itu illegal.

Siapa yang Anda gugat dalam hal ini?

Pimpinan Baleg DPR-lah. Dalam kasus ini, Baleg DPR telah menyalahi aturan yang dibuat oleh parlemen. Dalam sidang paripurna, RUU Pertembakauan juga diputus untuk ditunda. Namun Baleg justru melanjutkan pembahasan. Makanya kami mengadukan pimpinan Baleg ke Badan Kehormatan DPR.

Dari ketidakwajaran itu, saya menilai ada upaya memperkuat posisi industri rokok. Substansi RUU Pertembakauan justru memberikan kekuasaan besar kepada industri rokok. Sehingga bisa menguasai jalur perdagangan tembakau dan sebagainya. RUU Pertembakuan kalau disahkan menjadi undang-undang akan membatalkan UU Kesehatan serta PP No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan.

Sepertinya Anda tidak sepakat dengan pertumbuhan industri rokok nasional yang begitu cepat?

Industri rokok di Indonesia membunuh rakyat. Kenapa saya katakan begitu? Pemilik industri rokok di tanah air adalah orang terkaya di dunia. Sementara yang menikmati rokok kebanyakan orang miskin. Dan, kalau terkena dampak rokok, orang miskin itu semakin miskin.

Bukankah penikmat rokok kebanyakan kelas menengah ke atas?

Siapa bilang? Prevalensi perokok terus meningkat dari 27% (1995) menjadi 31,5% (2001), 34,4% (2004) dan 34,7% (2010). Ironisnya, perokok dari kelompok miskin, kenaikannya sangat signifikan. Yakni, tiga dari empat keluarga di Indonesia mengalami peningkatan pengeluaran untuk membeli rokok. Untuk keluarga miskin 12%, sedangkan keluarga kaya 7%.

Apa artinya itu?

Itu berarti orang miskin lebih memilih makan seadanya daripada tidak merokok. Beli beras atau lauk pauk bisa ditunda, tapi kalau untuk beli rokok, harus tersedia. Ini kan menyesatkan. Data tadi itu hasil riset dari Kemenkes dengan Global Youth Tobacco Survey (GYTS) dan Global Adult Tobacco Survey (GATS).

Survei nasional sosial ekonomi pada 2006 menyebut bahwa proporsi belanja rokok keluarga miskin menempati urutan kedua setelah beras. Yakni sebesar 12%, sedangkan beras 22%. Artinya apa, penghasilan orang miskin memang banyak tersita untuk belanja rokok.

Sementara, pemilik pabrik rokok menjadi kaya raya dari keringat orang miskin. Ketika industri rokok nasional sudah banyak dikuasai asing, semakin celaka saja. Uangnya rakyat Indonesia dibawa ke luar negeri.

Selama ini, pendapatan dari cukai rokok membantu mengisi kas negara. Dari sini juga dialokasikan untuk pembangunan. Komentar Anda?

Misalnya saja, tahun ini pemerintah menargetkan pemasukan sebesar Rp 90 triliun dari cukai rokok. Sangat kecil dibandingkan kerugian yang harus ditanggung rakyat. Biaya rumah sakit atau pengobatan karena rokok. Hitung-hitungan Kemenkes biayanya mencapai Rp 250 triliun.

Bukankah pendapatan cukai rokok bergantung pertumbuhan industri rokok. Ketika industrinya tidak maju, pendapatan negara berkurang?

Harus dipahami bahwa cukai rokok itu, uangnya bukan berasal dari industri rokok. Tetapi dibayar oleh pembeli rokok. Artinya, yang menyumbang cukai rokok itu, bukan industri rokok. Pemahaman ini yang mesti diluruskan.

Faktor yang tak kalah pentingnya, industri rokok saat ini, mulai menyasar remaja dan anak di bawah umur. Ini membahayakan karena bisa merusak generasi muda kita. Sayangnya, pemerintah seakan tidak sadar akan hal ini.

Analoginya sederhana saja. Penjual bakso atau makanan mengandung borax saja, bisa masuk penjara. Industri rokok yang jelas-jelas berisi racun, dibiarkan bebas. Harusnya dibatasi atau dikendalikan.

Kalau ditimbang banyak mudaratnya, industri rokok sebaiknya ditutup saja?

Untuk saat ini, tidak bisa begitu. Karena mereka sudah terlanjur besar. Akan menjadi masalah besar kalau ditutup. Saya tidak bicara soal menutup. Kalau mereka mau mati sendiri, silakan. Saya harap pemerintah sadar akan ancaman industri rokok yang bisa meracuni rakyat.

Kalau tidak ditutup, pengaturannya harus seperti apa?

Tidak boleh beriklan, penjualannya dibatasi secara ketat. Tidak boleh memasarkan kepada anak-anak, remaja dan perempuan. Susu formula saja dibatasi agar tidak mengganggu program ASI (Air Susu Ibu), kenapa rokok dibiarkan bebas?

Bagaimana dengan nasib petani tembakau apabila pembatasan terhadap industri rokok diberlakukan?

Perkembangan terakhir, industri rokok mulai mengandalkan tembakau impor asal China dan India. Jumlah impornya sampai di atas 50% dari kebutuhan bahan baku. Kalau industri rokok dibatasi, yang merugi adalah importir, bukan petani. Justru untuk mendukung majunya petani tembakau, pemerintah harus menutup izin impor tembakau. Jadi, gerakan antirokok tidak sedikitpun berniat untuk menghancurkan petani tembakau.

Selanjutnya, pemerintah mendorong adanya diversifikasi untuk tembakau. Saat ini, tembakau bukan hanya menjadi bahan utama rokok. Namun bisa pula menjadi bahan pestisida atau parfum. Perkembangan terbaru, protein yang terkandung dalam tembakau dijadikan bahan dalam rekayasa genetik obat. Saat ini tengah dikembangkan oleh para ahli di Jerman dan Jepang.

sumber:  www.indonesiatobacco.com

 

  • angka jitu
  • togel 4d
  • agen togel
  • slot 4d
  • bandar toto 4d
  • togel 4d
  • togel online
  • rajabandot
  • slot gacor
  • toto macau
  • toto macau
  • situs toto
  • situs slot
  • rtp live slot
  • toto slot
  • bandar slot
  • toto macau
  • bandar togel online
  • togel online
  • togel sdy
  • togel online
  • toto macau
  • hongkong lotto
  • hongkong lotto
  • situs slot
  • slot gacor
  • bandar slot 4d
  • bandar slot
  • bandar slot gacor
  • bandar slot gacor
  • bandar togel 4d
  • wengtoto
  • toto hk
  • slot dana
  • hk lotto
  • toto sdy
  • slot gacor
  • slot 5000
  • toto slot
  • toto macau
  • slot thailand
  • slot gacor
  • togel sidney
  • live draw sgp
  • Bandar Slot
  • bandar slot gacor
  • togel macau
  • toto slot
  • slot qris
  • slot toto 4d
  • Toto Togel 4D
  • sdy lotto
  • bola gacor
  • toto hongkong
  • toto slot
  • slot 5000
  • slot 5000
  • toto togel
  • slot 5000
  • slot 5000
  • slot 5000
  • situs toto
  • toto macau
  • slot 5000
  • toto slot
  • bandar togel
  • slot 5000
  • BATASRAJABANDOT
  • slot 777
  • slot gacor
  • slot gacor
  • Bandar Slot
  • Situs Slot
  • Bandar Slot
  • Slot Gacor
  • situs slot
  • situs slot
  • Situs Slot Gacor
  • Bandar Situs Slot Gacor
  • bokep
  • Slot Demo
  • situs togel
  • permainan slot
  • dewa slot
  • agent slot
  • slot toto
  • slot gacor
  • toto slot
  • toto slot
  • slot gacor
  • slot gacor
  • https://heylink.me/iblbettotoslot
  • slot88
  • situs toto
  • polototo
  • togel online
  • slot 5000
  • scatter hitam
  • slot online
  • slot online
  • slot gacor